(Invesnesia) – Harga Bitcoin hari ini Minggu (7/3/21) melonjak 1,78% sebesar $873 ke level $49.782 atau setara Rp716 juta per keping (asumsi kurs Rp14.399), mencoba untuk menembus level harga $50.000 per keping.
Pada perdagangan Minggu pagi ini harga Bitcoin dibuka stagnan setelah pada perdagangan kemarin berhasil ditutup positif sebear 0,29% ke level $48.909. Bitcoin tampak bergerak positif untuk melanjutkan tren naik dan mencoba bergerak di level $50.000-an per keping. Hal ini juga memastikan untuk menembus resistance terdekat di $50.645.
Kenaikan harga mata uang digital paling populer di dunia tersebut senada dengan melonjaknya cryptocurrency lainnya. Ethereum (ETH) naik 7,8% ke harga Rp24 juta per keping, Dogecoin (DOGE) terapresiasi 3,2% ke harga Rp740 per keping, Litecoin (LTC) melambung 2,7% ke harga Rp2,7 juta per keping, dan Bitcoin Cash (BC) menghijau 1,8% ke harga Rp7,3 juta per keping.
Dari segi teknikal, harga Bitcoin hari ini masih bergerak tipis di level harga 20 hari (moving average/MA20). Dalam rata-rata harga lebih pendek, 5 hari, harga Bitcoin tampak berada di atas MA5 yang menunjukkan sinyal positif.
Sementara itu, indikator Stochastic pada grafik harian (daily) berada di area jenuh jual (oversold). Stochastic merupakan indikator yang mengawali pergerakan harga (leading indicator). Ketika indikator Stochastic berada di wilayah jenuh jual (oversold) yaitu di bawah 20, maka suatu harga akan berpotensi berbalik arah ke atas. Sebaliknya, bila indikator Stochastic berada di area jenuh beli (overbought) yaitu di atas 80, maka suatu harga akan berpeluang berbalik arah ke bawah.
Pada indikator Commodity Channel Index (CCI), indikator teknikal serba guna untuk mengidentifikasi tren baru dan/atau kondisi yang signifikan (ekstrem), menunjukkan bahwa harga Bitcoin hari ini pada grafik harian (daily) tampak berada di area nol -13.
Pada umumnya, CCI akan bergerak di atas dan di bawah level 0. Pergerakan harga normal berada di area +100 sampai -100. Suatu harga yang bergerak di level +100 akan menjadi sinyal overbought, sedangkan harga di level -100 akan menjadi sinyal oversold. Namun, ini juga mengisyarakatkan tentang kekuatan arah tren harga.
Fokus utama indikator CCI yaitu harga yang bergerak di atas +100 dan di bawah -100 yang akan menjadi sinyal beli (buy) dan jual (sell). Indikator teknikal yang dikembangkan Donald Lambert tersebut mengisyaratkan bahwa bila suatu harga bergerak di atas +100, maka mengindikasikan tren naik yang kuat dan memperoleh siyal buy. Posisi tersebut harus ditutup jika CCI bergerak di bawah +100. Sedangkan bila CCI bergerak ke bawah -100, maka menunjukkan tren turun yang kuat sehingga sinyal untuk sell. Posisi tersebut dapat ditutup bila indiaktor CCI kembali bergerak ke atas level -100.
Pelaku pasar (trader dan investor) biasanya menggunakan indikator CCI untuk membantu mengidentifikasi arah pembalikan harga, khususnya kekuatan tren dengan harga yang ekstrim. Hampir serupa dengan indikator teknikal lainnya, CCI dianggap lebih baik bila diaplikasikan secara bersamaan dengan analisis indikator teknikal lainnya.
Sayangnya pada grafik 1 jam, harga Bitcoin hari ini justru menunjukkan Stochastic di area overbought bahkan mencapai 100. Dengan demikian, ada potensi harga mata uang digital tersebut berbalik arah ke bawah. Hal ini juga terlihat dari pergerakan CCI yang bergerak di level 102. Artinya, bila CCI menembus di bawah level +100, maka ada sinyal untuk tutup posisi karena diperkiraan harga Bitcoin akan melanjutkan penurunan.