Risiko Bisnis: Pengertian, Jenis, Contoh, & Cara Meminimalkan

Tanpa risiko, tidak ada keuntungan. Begitu juga dalam bisnis, setiap keinginan untuk menghasilkan keuntungan, maka harus menghadapi ancaman. Risiko bisnis adalah komponen melekat di dalam suatu bisnis. Ini tidak dapat dihindari karena pada dasarnya, risiko merupakan bagian dalam proses mencapai return on investment (ROI). Di sini, invesnesia memberikan pemahaman kepada Anda tentang apa itu risiko bisnis, jenis-jenis risiko bisnis, contoh risiko bisnis, dan cara mengatasi risiko bisnis.

Pengertian Risiko Bisnis

Risiko Bisnis

Apa itu risiko bisnis (business risk)? Risiko bisnis adalah sebuah ancaman yang dapat merugikan bisnis suatu perusahaan. Risiko bisnis memberitahukan kita bahwa tidak ada bisnis yang bebas risiko (risk free business). Konsep ini sangat rasional karena relevan di dalam kehidupan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menghilangkan risiko. Meskipun begitu, pada dasarnya, risiko dapat diminimalkan.

Risiko usaha adalah sebuah konsekuensi negatif atau akibat aktivitas suatu perusahaan yang mengharapkan keuntungan (profit). Ada risiko yang dapat dihindari dan ada pula risiko yang tidak dapat dihindari, tetapi bisa diminimalkan. Risiko bisnis sangat berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan menghadapinya.

Ada sebuah konsep umum di dalam investasi yakni high risk high return. Suatu bisnis yang bergerak di sektor bisnis tinggi risiko, mereka juga akan mengharapkan laba tinggi. Sebaliknya, bisnis yang rendah risiko, juga menghasilkan pengembalian yang minimum. Hampir mustahi ada sebuah instrumen atau proyek yang rendah risiko, tetapi memberikan imbal hasil lebih tinggi dari proyek tinggi risiko.

Jenis-jenis Risiko Bisnis

Risiko bisnis adalah sebuah gambaran tentang potensi kerugian yang akan dihadapi perusahaan. Ada banyak sekali jeni-jenis risiko bisnis jika dijabarkan secara detail. Invesnesia mengidentifikasi dan membagi risiko bisnis menjadi dua macam saja, yakni risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Secara umum, risiko sistematis adalah ancaman yang tidak dapat dihindari karena bersifat eksternal. Sementara itu, risiko tidak sistematis adalah ancaman internal dari bisnis itu sendiri sehingga dapat diminimalisir.

#Risiko Sistematis

Contoh risiko bisnis yang bersifat sistematis adalah risiko pasar atau risiko strategis dan risiko kepatuhan.

1. Risiko Pasar (Market Risk)

Risiko strategis atau risiko pasar adalah sebuah ancaman di tidak dapat diprediksi oleh suatu perusahaan dan dapat terjadi kapan saja. Contoh risiko pasar adalah penurunan permintaan produk karena selera atau preferensi konsumen berubah. Ini tidak dapat dihindari. Contoh risiko pasar lainnya adalah perubahan suku bunga, inflasi, dan lainnya.

2. Risiko Kepatuhan (Compliance Risk)

Risiko kepatuhan adalah ancaman yang datang dan harus dijalankan oleh suatu bisnis. Contoh risiko bisnis berbasis compliance adalah penerapan kebijakan upan minimum baru yang lebih tinggi dan kenaikan pajak penghasilan badan usaha. Risiko ini jelas akan memengaruhi free cash flow perusahaan.

#Risiko Tidak Sistematis

Selain risiko sistematis, risiko bisnis juga dapat bersifat tidak sistematis (systematic risk). Contoh risiko bisnis ini adalah risiko keuangan, risiko operasional, dan risiko reputasi.

3. Risiko Keuangan (Financial Risk)

Risiko keuangan adalah ancaman terkait kinerja keuangan perusahaan. Salah satu yang paling utama dalam financial risk adalah kemampuan bisnis membayar kewajiban (utang). Pasalnya, jika bisnis tidak lagi sanggu membayar utang jangka pendek dan/atau jangka panjang, perusahaan dapat dilikuidasi alias bangkrut. Aset perusahaan dijual untuk melunasi utang tertunggak.

4. Risiko Operasional (Operational Risk)

Risiko operasional adalah ancaman di dalam proses bisnis, misalnya dalam proses produksi. Ketika mesin produksi tiba-tiba rusak atau tidak  berfungsu, proses produksi terganggu dan akibatnya kuantias produk yang dihasilkan tidak sesuai target.

5. Risiko Reputasi (Reputational Risk)

Risiko reputasi adalah ancaman yang menghancurkan nama baik perusahaan sehingga berdampak pada kehilangan kepercayaan oleh pelanggan atau pihak-pihak berkepentingan. Contoh risiko bisnis ini seperti penipuan dan fraud yang dilakukan manajemen perusahaan. Ini dialami oleh Jiwasraya, Jouska, dan lainnya.

Cara Meminimalkan Risiko Bisnis (Usaha)

Mungkin setiap perusahaan akan menghadapi banyak risiko usaha, tetapi yang menjadi perbedaan adalah bagaimana cara setiap perusahaan menghadapinya. Pada dasarnya, risiko bisnis apapun dapat diminalkan, tetapi tidak dapat dihapuskan. Meminimalkan risiko artinya menurunkan potensi kerugian usaha dan meningkatkan profitabilita atau keuntungan bisnis. Cara meminimalkan risiko bisnis adalah sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi setiap potensi risiko bisnis. Proses identifikasi dalam dilakukan untuk setiap sektor dan ini sangat membantu pertusahaan dalam menghadapi risiko yang kapan saja bisa datang. Dalam hal ini, perusahaan dapat mengandalkan risk management division.
  2. Membeli asuransi. Ini merupakan proses risk sharing atau risk distrubution yang mana dapat meminimalkan risiko bisnis, misalnya ketika terjadi kebakaran gudang, banjir, dan sebagainya.
  3. Membatasi utang. Salah satu penyebab kebangrutan perusahaan adalah rasio likuiditas yang rendah sehingga tidak mampu melunasi kewajiban. Konsekuensinya, aset perusahaan yang dijaminkan akan disita, atau jika tidak mencukupi jumlah terutang, maka likuidasi pilihan terburuk.
  4. Kerja sama tim atau melibatkan setiap divisi dan departemen perusahaan dalam menghadapi risiko akan sangat membantu unntuk meminimalkannya.
  5. Stay calm. Bersikap tenang dalam menghadapi risiko usaha akan meminimalkan kepanikan berlebihan. Terkadang, yang membunuh usaha/bisnis bukanlah risiko yang datang, melainkan penanggulangan risiko yang buruk. Panik tidak akan menciptakan kejernihan pengambilan keputusan. Tetap tenang artinya menyadari bahwa risiko tersebut bagian dari proses dan kemudian mengambil langkah-langkah terbaik untuk mengatasinya.
  6. Out of the box. Terkadang, perusahaan perlu melakukan sesuatu di luar kebiasaan ketika menghadapi risiko yang tidak biasa. Contoh risiko bisnis kasus Covid-19. Ini merupakan risiko sistematis dan tidak dapat dihindari. Kebanyakan bisnis bangkrut, namun ada pula yang bertahan karena mengambil langkah-langkah yang tidak biasa.

Cara Mengidentifikasi Risiko Bisnis

Identifikasi risiko bisnis adalah salah satu proses atau cara meminimalkan risiko. Mungkin Anda butuh penjabaran lebih luas terkait bagaimana seharusnya perusahaan bertindak terhadap risiko usaha. Berikut ini ada beberapa langkah dalam mengidentifikasi business risks.

  1. Analisis sumber yang dapat memicu ancaman. Ini dapat dilihat dari aspek internal dan eksternal perusahaan.
  2. Buat daftar (lists) risiko di industri. Ini merupakan analisis yang lebih spesifik daripada poin pertama yang bersifat komprehensif. Setiap sektor industri biasanya akan menghadapi risiko bisnis yang sama. Nah, perusahaan dalam hal ini dapat membuat daftar potensi risiko yang sering terjadi dan kemungkinan lainnya.
  3. Ambil tindakan segera. Manajemen perusahaan tidak bisa menunda-nunda setiap potensi masalah yang mungkin timbul; jika tidak, masalah akan semakin membesar. Ini justru akan lebih berbahaya bagi bisnis.
  4. Kerja sama tim. Pada dasarnya, manajer tidak bekerja sendirian. Ada para staf yang dapat membantu. Ini dapat dimanfaatkan atau dikelola dengan baik sehingga proses identifikasi dapat lebih cepat dan tepat.
  5. Buat catatan risiko. Biasanya, risiko yang sama akan muncul berulang kali. Dengan membuat catatan risiko, perusahaan dapat melihat pola-pola tertentu sehingga jika di masa depan menghadapi risiko yang sama, perusahaan dapat mengatasi dengan lebih baik.

Simpulan

Kami selalu meyakini bahwa manajemen risiko lebih utama daripada manajemen profitabilitas. Kenapa? Di dalam investasi dan bisnis, peribahasa “hujan sehari menghapus kemarau setahun” juga berlaku. Ini mengindikasikan bahwa satu masalah (risiko) yang tidak dapat diminimalkan atau diatasi dengan baik, bisa menghancurkan bisnis. Mungkin usaha Anda memperoleh profit selama bertahun-tahun, tetapi ketika misalnya terjadi risiko reputasi, dalam sekejab bisnis Anda hancur. Oleh karena itu, risiko bisnis adalah elemen penting yang harus menjadi titik fokus.

Leave a Comment

Scroll to Top