Ketika kondisi pasar sedang baik—berita positif berlimpah, pertumbuhan ekonomi kuat, portofolio investasi sehat—para investor cenderung menjadi terlalu puas diri.
Namun, tiba-tiba, tanpa ada isyarat, sesuatu yang mengejutkan pasar bisa membuat harga aset merosot dan sangat tidak stabil. Pergerakan mendadak ini dikenal sebagai volatilitas pasar (market volatility), yang dapat merusak portofolio investasi Anda (dan juga emosi Anda).
Apa Itu Volatilitas Pasar?
Selain fluktuasi harga aset, volatilitas pasar dapat mencerminkan risiko suatu aset, seperti saham, indeks, dan forex. Semakin besar volatilitasnya, semakin tinggi risiko investasi yang dihadapi.
Jika Anda pernah mengambil kelas statistik, Anda akan mengenali volatilitas sebagai deviasi standar, atau sejauh mana harga saham bergerak dari rata-rata mereka secara tahunan.
Namun, volatilitas tidak statis. Ini berubah seiring waktu tergantung pada banyak hal—minat risiko investor, narasi yang berubah dan cerita yang bertentangan tentang perusahaan atau sektor tertentu, serta ketidakpastian tentang ekonomi atau prospek geopolitik.
Bayangkan volatilitas harga sebagai pertarungan antara rasa takut (fear) dan keserakahan (greed). Ekstrem dalam rasa takut dan keserakahan dapat menyebabkan pergerakan harga yang volatil dan sangat tidak stabil.
Ketika keserakahan mendominasi dan harga pasar akan naik, Anda mungkin tidak mempertimbangkan perlindungan portofolio dari risiko penurunan tiba-tiba.
Sebaliknya, ketika ketakutan mendominasi pasar, Anda mungkin berharap untuk memiliki strategi perlindungan portofolio—dan Anda mungkin bersedia membayar ekstra untuk perlindungan semacam itu.
Ingatlah bahwa volatilitas pasar bisa sangat ganas dan mahal, jadi pahami ini dengan baik.
Bagaimana Melacak Volatilitas Pasar?
Di instrumen saham, misalnya, ada berbagai cara untuk mengukur volatilitas pasar saham. Tiga pendekatan umum adalah beta, volatilitas tersirat (implied volatility), dan Indeks Volatilitas Cboe (VIX). Nilai beta dan VIX dapat ditemukan di sebagian besar situs web keuangan. Untuk menemukan nilai volatilitas tersirat, Anda mungkin harus melihat data opsi secara khusus.
1. Beta
Nilai beta saham menunjukkan seberapa besar harga suatu aset mungkin bergerak relatif terhadap indeks pasar, berdasarkan pergerakan harga historis. Investornya umumnya menggunakan Indeks S&P 500 (SPX), tetapi Anda bisa menggunakan indeks lain yang sesuai.
Jadi, jika suatu saham memiliki beta sebesar 2.0, itu menandakan bahwa saham tersebut historisnya memiliki dua kali lipat variabilitas dari indeksnya. Threshold beta adalah sebagai berikut:
- Jika beta berada antara 0 dan 1.0, saham dianggap kurang volatile dibanding pasar.
- Jika beta lebih dari 1.0, saham dianggap lebih volatile dibanding pasar.
- Jika beta 1.0, saham memiliki risiko sama dengan pasar. Sesuai definisi, SPX memiliki beta 1.0.
2. Volatilitas Tersirat
Volatilitas tersirat mencerminkan sejauh mana harga suatu saham atau indeks diperkirakan akan berubah di masa depan, berdasarkan harga kontrak opsi yang terdaftar. Anda sering melihat volatilitas tersirat dinyatakan sebagai persentase. Semakin tinggi persentasenya, semakin volatile saham diperkirakan akan menjadi.
3. Cboe Volatility Index (VIX)
Saluran media keuangan sering menyebutkan VIX. Ini adalah ukuran penting dari market volatility karena mengukur volatilitas tersirat dari opsi SPX dalam jangka waktu 30 hari.
Jika VIX rendah, itu menunjukkan bahwa investor percaya pada pasar saham. Jika VIX tinggi, itu berarti investor cemas. VIX sering disebut sebagai alat pengukur ketakutan karena ketakutan mendorong volatilitas pasar lebih tinggi.
Namun, tinggi dan rendah bersifat relatif. Untuk lebih memahami VIX, berguna untuk melihat grafik historisnya dan membandingkannya dengan SPX. Terkadang, VIX berada pada level rendah untuk periode panjang. Tetapi sekali-sekali, VIX, tanpa ada peringatan, bisa melonjak.
Pandangan Akhir
Sebagai investor, Anda harus mempertimbangkan tingkat toleransi risiko Anda. Apakah Anda bisa mengatasi fluktuasi harga saham yang tinggi, atau apakah Anda lebih nyaman berinvestasi dalam saham yang lebih stabil?
Membandingkan risiko suatu saham dengan indeks patokan (beta) dan memeriksa seberapa besar investor memperkirakan saham tersebut berpotensi bergerak (volatilitas tersirat) dapat membantu Anda memutuskan saham mana yang akan dipertimbangkan untuk diinvestasikan, yang harus dihindari, kapan harus berinvestasi, dan kapan sebaiknya tidak berinvestasi.
Dan jika VIX menunjukkan peningkatan volatilitas pasar dan Anda tidak nyaman berada di lingkungan yang berisiko, Anda mungkin ingin menunggu di pinggir hingga kondisinya mereda.
Sebagai investor, Anda tidak bisa menghindari volatilitas pasar. Namun, mendiversifikasi portofolio Anda dapat membantu Anda mengurangi risiko seiring waktu. Dan jika Anda tertarik untuk mengambil langkah lebih jauh, pelajari tentang pasar opsi.
Ada strategi opsi yang dirancang untuk hampir setiap kondisi pasar—naik, turun, dan datar—serta strategi yang dirancang untuk melindungi portofolio Anda ketika pasar mengalami penurunan.