Dalam beberapa tahun terakhir, trading forex telah menjadi salah satu bentuk investasi yang semakin populer di Indonesia. Banyak trader yang beralih dari trading saham di BEI (Bursa Efek Indonesia ke trading forex karena berbagai alasan.
Artikel ini akan menjelaskan mengapa trading forex dapat dianggap lebih baik daripada perdagangan di pasar saham Indonesia dengan beberapa poin utama yang membedakan keduanya.
1. Pasar Forex Terdesentralisasi dengan Likuiditas Tertinggi
Pasar Forex adalah pasar keuangan terbesar di dunia. Fakta ini tak terbantahkan karena pasar forex sangat likuid dengan likuiditas harian lebih $7 triliun. Likuiditas tinggi berarti transaksi jual beli pasangan mata uang asing (currency pairs) dapat dilakukan dengan cepat dan harga tidak mudah dimanipulasi oleh suatu pihak alias bandar.
Pasar Saham Lokal: Di sisi lain, pasar saham lokal seperti BEI (Bursa Efek Indonesia) sering kali memiliki likuiditas yang lebih rendah. Ini membuat saham-saham dengan market cap lebih kecil akan rentan terhadap manipulasi harga oleh pemain besar atau “bandar saham“. Likuiditas yang rendah dapat menyebabkan volatilitas yang tidak mencerminkan kondisi pasar sebenarnya sehingga ini sering kali merugikan trader ritel.
2. Jam Perdagangan di Pasar Forex Sangat Fleksibel
Pasar Forex beroperasi non-stop selama 24 jam sehari dalam lima hari seminggu (Senin-Jumat). Ini memberikan fleksibilitas kepada trader untuk trading di berbagai mata uang kapan saja sesuai dengan jadwal mereka. Pasar forex buka terus-menerus karena berbagai sesi perdagangan di seluruh dunia, mulai dari sesi Sydney, Tokyo, London, hingga New York.
Pasar Saham Lokal: Jam perdagangan di bursa saham Indonesia dibatasi dalam dua sesi per hari. Ketentuan dari BEI yaitu jam trading buka dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB, dengan jeda istirahat di tengah hari. Ini membatasi waktu di mana trader dapat bertransaksi dan merespons berita pasar, terutama berita global yang mungkin terjadi di luar jam perdagangan.
3. Biaya Transaksi Forex Relatif Lebih Rendah
Pasar Forex biasanya menawarkan fee transaksi lebih kecil dibandingkan dengan pasar saham. Broker forex biasanya hanya mengenakan spread (selisih antara harga bid dan ask) dengan biaya komisi yang sangat kecil hingga komisi $0. Tidak ada biaya kliring atau biaya pertukaran lainnya, yang membuat trading forex lebih ekonomis.
Pasar Saham Lokal: Perdagangan saham di BEI sering kali melibatkan biaya yang lebih tinggi, termasuk komisi broker, biaya bea meterai, biaya kliring, biaya pajak, dan biaya pertukaran. Biaya-biaya ini dapat mengurangi profitabilitas trader, terutama bagi mereka yang sering melakukan trading dalam jangka pendek.
4. Leverage di Pasar Forex Lebih Tinggi
Pasar Forex menawarkan leverage yang menarik, di mana broker-broker forex saling berkompetisi untuk menyediakan leverage tertinggi, maksimal 1:3000. Dukungan fitur leverage ini memungkinkan trader untuk membuka posisi trading dengan jumlah yang lebih besar bahkan dengan modal yang lebih kecil. Namun, leverage harus digunakan secara bijaksana.
Pasar Saham Lokal: Leverage di bursa saham Indonesia (dalam hal ini margin trading) yang ditawarkan perusahaan sekuritas tidak setinggi di pasar forex. Selain itu, hanya saham-saham tertentu saja yang dapat menggunakan margin (disebut saham marjin).
5. Diversifikasi dan Akses ke Pasar Global
Pasar Forex memanjakan trader melalui pemberian akses ke berbagai pasangan mata uang dari seluruh dunia sehingga mudah untuk diversifikasi portofolio dan mencari profit dari pergerakan mata uang global. Dengan 170+ pasangan mata uang yang bisa diperdagangkan, trader forex memiliki lebih banyak pilihan dibandingkan dengan pasar saham lokal.
Pasar Saham Lokal: Trading di saham-saham yang terdaftar di BEI lebih terbatas. Meskipun ada berbagai sektor yang bisa dipilih dengan ratusan emiten, pilihan diversifikasi tetap lebih terbatas dibandingkan dengan forex. Di pasar forex, Anda bisa masuk ke pasangan mata uang, emas, komoditas, dan instrumen lainnya yang diperdagangkan sebagai simbol mata uang.
6. Transparansi dan Informasi yang Tersedia
Pasar Forex cenderung lebih transparan dengan akses yang lebih mudah ke informasi global, termasuk data ekonomi, berita politik, dan kebijakan moneter yang memengaruhi nilai mata uang. Trader forex dapat dengan cepat mendapatkan informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan trading yang tepat.
Pasar Saham Lokal: Informasi tentang saham-saham tertentu di BEI bisa lebih terbatas dan sering kali sudah dipengaruhi oleh “bandar” atau insider sebelum sampai ke trader ritel. Kurangnya transparansi ini dapat membuat trader ritel berada pada posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan trader institusional atau insider.
7. Fleksibilitas dalam Posisi Long dan Short
Pasar Forex memberikan akses mudah kepada trader untuk membuka posisi long (beli) atau short (jual) pada berbagai pasangan mata uang. Tidak ada batasan short selling sehingga trader dapat mengambil keuntungan baik dari naik maupun turunnya harga forex.
Pasar Saham Lokal: Short selling di BEI tidak tersedia sehingga trader tidak akan bisa mendapatkan keuntungan dari penurunan harga saham. Ini membuat strategi trading yang mengandalkan penurunan harga lebih sulit diterapkan di pasar saham lokal.
Simpulan
Dengan pertimbangan likuiditas tinggi, jam perdagangan yang fleksibel, biaya transaksi murah, leverage tinggi, akses ke pasar global, serta fitur short selling, trading forex menawarkan lebih banyak keuntungan daripada trading saham di BEI.
Forex menyediakan lebih banyak peluang bagi trader ritel untuk mengoptimalkan profitabilitas mereka dalam kondisi pasar yang transparan dan kompetitif. Oleh karena itu, bagi banyak trader, trading forex dapat dianggap lebih baik dan lebih menguntungkan daripada trading saham bursa efek Indonesia.