Apa Itu Stock Split di Pasar Saham

Stock split merupakan strategi yang sering digunakan oleh perusahaan untuk memecah nilai nominal saham yang dikeluarkannya. Ketika harga saham mencapai tingkat yang tinggi dan perusahaan ingin menarik lebih banyak investor, mereka dapat mengimplementasikan stock split.

Tapi, pertanyaannya adalah apakah lebih bijak membeli saham sebelum atau setelah terjadi stock split? Namun, sebelum membahas itu, penting untuk memahami konsep dasar dari stock split.

Pengertian Stock Split

Stock split merupakan tindakan yang diambil oleh emiten perusahaan untuk memecah nilai nominal saham. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah saham yang beredar dan secara proporsional menurunkan harga per lembar saham. Meskipun terjadi perubahan jumlah lembar saham, total nilai modal yang disetor oleh pemegang saham tetap sama.

Stock split merupakan tindakan yang lazim diambil oleh perusahaan yang telah menjadi perusahaan publik dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Sebelum melaksanakan stock split, perusahaan harus mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham melalui rapat pemegang saham. Setelah mendapatkan persetujuan, barulah tindakan stock split dapat dilaksanakan.

Secara umum, stock split adalah salah satu strategi yang sering digunakan dalam pasar modal untuk menarik minat investor ritel dan pelaku trading. Namun, ada juga alasan lain di balik pemecahan nilai saham yang bisa memengaruhi keputusan perusahaan.

Mekanisme Cara Kerja Stock Split

Lantas, bagaimana sebenarnya mekanisme stock split bekerja? Agar lebih mudah dipahami, mari kita lihat contoh sederhana berikut.

Mari Kita menggunakan Analogi Bayangkan jika Anda pergi berbelanja dengan membawa uang sebesar Rp50.000. Tetapi, ketika Anda hendak bertransaksi, para pedagang mengatakan bahwa mereka tidak memiliki uang kembalian yang cukup.

Kemudian, Anda mengunjungi pedagang lain yang bersedia menukar uang Anda dengan pecahan uang Rp10.000. Sekarang, Anda memiliki lima lembar uang Rp10.000. Meskipun jumlah lembar uang Anda lebih banyak, total nilai uang yang Anda miliki tetap Rp50.000. Dengan lembaran uang yang lebih banyak, Anda menjadi lebih leluasa dalam bertransaksi.

Analogi ini mencerminkan prinsip dasar dari stock split. Saat stock split dilakukan, harga saham akan mengalami penurunan sehingga harga per lembar saham menjadi lebih terjangkau. Namun, secara proporsional, jumlah lembar saham yang beredar juga akan bertambah karena pemecahan nilai saham.

Alasan Mengapa Perusahaan Melakukan Stock Split

Secara sederhana, stock split dapat diartikan sebagai pemecahan nilai nominal saham. Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah saham yang beredar dan secara relatif menurunkan harga per lembar saham. Langkah ini dilakukan untuk membuat transaksi saham lebih ramai.

Meskipun jumlah lembar saham bertambah, stock split tidak berdampak pada total nilai modal yang disetor oleh pemegang saham. Jika saham perusahaan banyak diperdagangkan, perusahaan akan tetap memiliki likuiditas yang baik.

Stock split juga menjadi strategi untuk menarik lebih banyak investor, terutama investor ritel. Biasanya, perusahaan yang memutuskan untuk melakukan stock split adalah perusahaan dengan fundamental yang baik, tetapi harga sahamnya sudah mencapai tingkat tertinggi.

Contoh beberapa perusahaan yang pernah melakukan stock split meliputi:

  • PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI);
  • PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI);
  • PT HM Sampoerna Tbk (HMSP);
  • PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF);
  • PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR).

Selain itu, ada beberapa tujuan yang mendasari keputusan perusahaan untuk melakukan stock split. Salah satunya adalah untuk membantu investor ritel agar dapat membeli saham dengan lebih mudah. Ketika harga saham terlalu tinggi, investor ritel mungkin kesulitan untuk membelinya. Inilah alasan perusahaan mengurangi harga saham melalui stock split.

Dengan melaksanakan stock split, harga saham menjadi lebih terjangkau, sehingga mendorong investor untuk segera berinvestasi.

Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan likuiditas perusahaan. Dengan harga saham yang lebih terjangkau dan banyak investor yang membelinya, jumlah saham yang beredar di pasar akan bertambah. Ini berdampak positif pada likuiditas saham dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

Kelebihan dan Kekurangan Stock Split

Ketika memutuskan untuk melakukan stock split, ada sejumlah pertimbangan pro dan kontra yang perlu diperhatikan. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua perusahaan yang melaksanakan stock split akan selalu berhasil, karena jika tidak dilakukan dengan bijak, harga saham yang terlalu rendah juga dapat membawa dampak negatif.

Pertimbangan Positif (Pro):

  1. Meningkatkan Likuiditas Ketika harga saham naik dengan cepat, volume perdagangan saham dapat menurun. Oleh karena itu, stock split diimplementasikan untuk menjaga likuiditas saham tetap tinggi.
  2. Potensi Peningkatan Harga Saham Stock split juga dapat mendorong kenaikan rata-rata harga saham perusahaan. Studi dari Nasdaq menunjukkan bahwa perusahaan yang melaksanakan stock split memiliki potensi kenaikan harga saham rata-rata sebesar 2,5%.

Pertimbangan Negatif (Kontra):

  1. Meningkatkan Volatilitas Volatilitas mengacu pada fluktuasi harga saham. Implementasi stock split dapat meningkatkan volatilitas saham karena investor cenderung bertransaksi saat harga saham terjangkau. Hal ini dapat menyebabkan fluktuasi harga yang lebih besar.
  2. Tidak Selalu Berdampak Pada Kenaikan Harga Saham Stock split tidak selalu membawa dampak positif pada harga saham. Terkadang, harga saham tetap rendah bahkan setelah stock split dilakukan. Hal ini mungkin mengakibatkan risiko delisting oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) jika harga saham terlalu rendah.

Stock Split Membutuhkan Persetujuan Pemegang Saham

Sebelum melakukan stock split, perusahaan biasanya mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk mengajukan rencana tersebut dan meminta persetujuan. Proses stock split memerlukan persetujuan dari para pemegang saham dan biasanya melibatkan perubahan rasio harga saham.

Misalnya, perbandingan rasio mungkin ditetapkan menjadi 1:5, di mana setelah stock split, harga saham menjadi 1/5 dari harga sebelumnya. Ketika semua persetujuan dan perencanaan telah diselesaikan, perusahaan mengumumkan rencana stock split kepada para investor.

Simpulan

Kesimpulan dalam penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa stock split adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memecah nilai nominal saham dan meningkatkan jumlah saham yang beredar.

Tujuan stock split antara lain adalah untuk meningkatkan likuiditas saham, menarik minat investor, dan membuat harga saham lebih terjangkau. Investor harus memahami bahwa meskipun stock split dapat memberikan peluang, keputusan untuk membeli saham sebelum atau setelah stock split perlu dilihat dari konteks dan situasi yang ada.

Stock split bukanlah jaminan kenaikan harga saham, dan keputusan investasi perlu didasarkan pada analisis yang cermat dan pemahaman yang baik tentang kondisi perusahaan serta pasar modal secara keseluruhan.

Scroll to Top