Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio keuangan yang sangat diperhatikan oleh investor. ROA berfungsi untuk mengukur seberapa efisien perusahaan memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan laba. Rasio ini tidak hanya membantu investor dalam menentukan prospek perusahaan di masa depan tetapi juga menjadi indikator kinerja manajemen dalam pengelolaan aset.
Secara umum, Return on Assets adalah bagian dari rasio profitabilitas, yang digunakan bersama-sama dengan rasio lainnya seperti ROE, GPM, OPM, dan NPM. ROA adalah salah satu indikator utama yang menilai kemampuan perusahaan dalam mengubah investasi pada aset menjadi profit.
Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai apa itu Return on Assets, rumus ROA menurut para ahli, contoh perhitungan, serta cara analisis dan interpretasi rasio ROA untuk membantu investor memahami berapa nilai ROA yang baik.
Contents
Pengertian Return on Assets (ROA)
Return on Assets adalah rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya. Menurut Sherman (2015), ROA mencerminkan kemampuan manajemen untuk mendapatkan pengembalian atas aset perusahaan, yang memberikan gambaran kinerja dan produktivitas aset tersebut.
Secara sederhana, ROA menunjukkan seberapa efektif perusahaan menggunakan total asetnya untuk menciptakan keuntungan. Rasio ini biasanya digunakan bersamaan dengan ROE untuk memberikan pandangan yang lebih lengkap tentang kinerja finansial perusahaan.Â
Kelebihan ROA dibandingkan ROE adalah bahwa ROA tidak dipengaruhi oleh struktur pendanaan perusahaan (misalnya utang atau ekuitas), sehingga memberikan perspektif yang lebih objektif tentang kinerja aset.
Fungsi Return on Assets (ROA)
ROA memiliki beberapa fungsi utama yang penting untuk menilai kinerja perusahaan, antara lain:
- Mengukur Efisiensi Aset: ROA membantu dalam menilai efisiensi penggunaan seluruh aset perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, yang sangat penting dalam mempertimbangkan investasi atau evaluasi kinerja perusahaan.
- Indikator Potensi Profitabilitas: ROA memberikan pandangan kepada investor tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam aset.
- Penilaian Kinerja Manajemen: ROA dapat menjadi tolok ukur efektivitas tim manajemen dalam memaksimalkan keuntungan dari aset yang ada.
- Pertimbangan Prospek Bisnis: Rasio ROA juga dapat menunjukkan apakah perusahaan memiliki prospek bisnis yang baik di masa depan atau tidak, berdasarkan tingkat efisiensi asetnya.
- Perbandingan Industri: ROA memudahkan investor dalam membandingkan kinerja perusahaan dengan rata-rata industri, membantu dalam pengambilan keputusan investasi.
Rumus ROA Menurut Para Ahli
Cara menghitung ROA adalah membagi laba bersih perusahaan dengan total asetnya, lalu dikali dengan 100% untuk mendapatkan hasil dalam bentuk persentase. Rumus ROA ini memberikan gambaran berapa persen laba yang dihasilkan untuk setiap rupiah dari total aset yang dimiliki.
Menurut Brigham & Houston (2013), Rumus ROA adalah:
ROA = (Laba Bersih ÷ Total Aset) × 100%
Secara spesifik, formula ROA ini menggunakan laba bersih (earnings after taxes/EAT) atau laba tahun berjalan sebagai pembilangnya dan total aset sebagai penyebutnya. Formula ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menghasilkan profit.
Contoh Soal ROA dan Jawabannya
Untuk mempermudah pemahaman, mari kita gunakan contoh perhitungan ROA dari perusahaan PT ABC. Pada tahun 2023, diketahui perusahaan mencatatkan laba bersih Rp890 juta dan total aset = Rp10 miliar. Dengan menggunakan rumus ROA menurut para ahli, maka cara menghitung nilai ROA perusahaan yaitu sebagai berikut:
ROA = (Rp890 juta ÷ Rp10 miliar) × 100% = 8,9%
Dari hasil perhitungan ini, PT ABC memiliki ROA sebesar 8,9%, yang berarti setiap satu rupiah aset mampu menghasilkan laba sebesar 8,9%.
Cara Interpretasi Return on Assets (ROA)
Cara interpretasi Return on Assets yaitu semakin tinggi nilai ROA, semakin efektif perusahaan dalam menggunakan aset untuk membukukan laba bersih. Nilai ROA yang rendah atau negatif menunjukkan bahwa aset perusahaan kurang produktif atau mengalami kerugian.Â
Selain itu, interpretasi ROA sebaiknya juga dibandingkan dengan rata-rata industri atau standar ROA yang ideal. Umumnya, nilai ROA yang baik adalah yang lebih tinggi dari rata-rata industri. Jika ROA perusahaan lebih rendah dari rata-rata industri, hal ini mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan dalam mengelola aset masih kurang optimal. Sebaliknya, nilai ROA yang tinggi menunjukkan perusahaan mampu memaksimalkan penggunaan aset untuk menghasilkan laba.
Cara Analisis Return on Assets (ROA)
Ada beberapa pendekatan dalam cara analisis Return on Assets (ROA) yang dapat dilakukan, yaitu:
- Intracompany Analysis: Metode ini melibatkan perbandingan ROA perusahaan dengan rasio keuangan lain di dalam perusahaan, seperti ROE atau Debt-to-Equity Ratio (DER).
- Trend Analysis: Dengan metode ini, kita menganalisis tren ROA perusahaan selama beberapa tahun. Jika ROA menunjukkan tren meningkat, hal ini mengindikasikan perbaikan kinerja dari waktu ke waktu.
- Industry Comparison: Pendekatan ini membandingkan ROA perusahaan dengan rata-rata ROA di sektor yang sama. Jika perusahan PT ABC bergerak di sektor finance, maka bandingkan dengan rata-rata ROA di sektor tersebut.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Return on Assets adalah indikator penting untuk menilai efisiensi aset perusahaan dalam menghasilkan laba. Dengan memahami rumus ROA serta cara menghitung, analisis, dan interpretasi yang tepat, investor bisa membuat keputusan yang lebih baik. ROA yang baik dan ideal umumnya lebih tinggi dari rata-rata ROA industri, yang menunjukkan perusahaan memiliki kinerja yang lebih unggul di sektornya dalam mengelola aset untuk menghasilkan profit.
Bagi investor dan analis keuangan, ROA adalah salah satu rasio profitabilitas utama yang tidak boleh diabaikan dalam melakukan evaluasi mendalam terhadap kinerja keuangan perusahaan.