5 Jenis Rasio Leverage + Rumus, Contoh Soal, dll

Juga dikenal dengan istilah rasio utang atau rasio solvabilitas, rasio leverage berfungsi untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh utang dan menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya. Dalam konteks ini, leverage mengacu pada pemanfaatan utang dalam struktur modal perusahaan. 

Rasio leverage adalah indikator dana alat analisis penting untuk investor dan kreditur karena memberikan gambaran mengenai tingkat risiko keuangan perusahaan. Semakin tinggi leverage, semakin besar risiko, karena perusahaan menjadi lebih bergantung pada pinjaman (utang) untuk menjalankan aktivitas operasional dan pertumbuhannya.

Pengertian Rasio Leverage Menurut Para Ahli

Definisi rasio leverage menurut Fabozzi & Drake (2009) yaitu alat untuk menilai risiko keuangan yang diambil perusahaan melalui penggunaan utang dalam pendanaan asetnya. Rasio ini menunjukkan proporsi aset perusahaan yang dibiayai oleh kreditur dibandingkan dengan ekuitas pemegang saham.

Sementara menurut Sherman (2015), rasio leverage adalah metrik untuk menilai utang perusahaan sekaligus sensitivitas laba per saham (EPS) terhadap perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) akibat pembiayaan dari utang. Tingginya leverage dapat membuat laba per saham menjadi lebih fluktuatif, bergantung pada kondisi laba operasional.

Jenis-jenis Rasio Leverage

Ada banyak contoh rasio leverage yang digunakan dalam analisis keuangan. Menurut para ahli, jenis-jenis rasio leverage ini memberikan perspektif berbeda tentang posisi utang perusahaan dan keamanan finansialnya.

  1. Debt to Asset Ratio (DAR): Mengukur persentase aset yang dibiayai melalui utang. Semakin tinggi nilai DAR, semakin besar aset yang dibiayai oleh utang.
  2. Debt to Equity Ratio (DER): Mengukur perbandingan antara utang dan ekuitas pemegang saham. Semakin tinggi nilai DER, semakin tinggi ketergantungan perusahaan pada utang daripada modal pemegang saham.
  3. Times-Interest-Earned Ratio (TIE): Mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar biaya bunga melalui laba operasional. Rasio ini sering digunakan oleh kreditur jangka panjang untuk melihat tingkat keamanan mereka.
  4. Fixed Charge Coverage Ratio (FCCR):  Mengukur kemampuan perusahaan untuk menutupi biaya tetap seperti pembayaran bunga dan sewa.
  5. Cash Flow Interest Coverage Ratio (CFICR): Mengukur seberapa baik arus kas operasional dapat menutupi beban bunga yang harus dibayarkan.

Rumus Rasio Leverage dan Contoh Soal

Berikut adalah rumus untuk masing-masing jenis rasio leverage beserta contoh soal dan interpretasi untuk mempermudah pemahaman:

1. Debt to Asset Ratio (DAR)

  • Rumus: DAR = Total Debt ÷ Total Assets
  • Contoh Soal: Misalkan, perusahaan PT XYZ memiliki total utang sebesar Rp10.000.000.000 dan total aset sebesar Rp15.000.000.000. Maka, DAR = R10.000.000.000 ÷ Rp15.000.000.000 = 0,67 atau 67%.
  • Interpretasi: 67% dari total aset perusahaan dibiayai oleh utang. Semakin tinggi nilai DAR, semakin tinggi ketergantungan perusahaan pada utang untuk mendanai aset. Rasio leverage yang baik biasanya berada di bawah 50%, meskipun ini dapat bervariasi tergantung pada sektor industri.

2. Debt to Equity Ratio (DER)

  • Rumus: DER = Total Debt ÷ Total Equity
  • Contoh Soal: PT XYZ memiliki total utang Rp5.000.000.000 dan ekuitas Rp Rp2.500.000.000. Maka, DER = Rp5.000.000.000 ÷ Rp2.500.000.000 = 2 atau 200%.
  • Interpretasi: Utang perusahaan adalah dua kali lipat dari ekuitasnya. DER yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan lebih bergantung pada utang daripada ekuitas pemegang saham. Bagi kreditur, rasio ini membantu menentukan seberapa aman investasi mereka.

3. Times-Interest-Earned Ratio (TIE)

  • Rumus: TIE = Earnings Before Interest and Taxes (EBIT) ÷ Interest Expense
  • Contoh Soal: EBIT perusahaan PT XYZ sebesar Rp1.000.000.000 dan beban bunga Rp200.000.000. Maka, TIE = Rp1.000.000.000 ÷ Rp200.000.000 = 5 kali.
  • Interpretasi: Laba operasional mampu menutupi biaya bunga sebanyak 5 kali. Semakin tinggi TIE, semakin aman posisi kreditur. TIE yang baik umumnya lebih besar dari 3.

4. Fixed Charge Coverage Ratio (FCCR)

  • Rumus: FCCR = (EBIT + Lease Expenses) ÷ (Interest Expense + Lease Expenses)
  • Contoh Soal: PT XYZ memiliki EBIT Rp1.000.000.000, biaya sewa Rp100.000.000, dan beban bunga Rp200.000.000. Maka, FCCR = (Rp1.000.000.000 + Rp100.000.000) ÷ (Rp200.000.000 + Rp100.000.000) = 3,67.
  • Interpretasi: Perusahaan mampu menutupi biaya tetap sebanyak 3,67 kali.

5. Cash Flow Interest Coverage Ratio (CFICR)

  • Rumus: CFICR = (Cash Flow from Operating + Interest Expense + Taxes) ÷ Interest Expense
  • Contoh Soal: Jika perusahaan PT XYZ memiliki arus kas dari operasional Rp1.200.000.000, beban bunga Rp200.000.000, dan pajak Rp100.000.000. Maka, CFICR = (Rp1.200.000.000 + Rp200.000.000 + Rp100.000.000) ÷ Rp200.000.000 = 7,5 kali.
  • Interpretasi: Arus kas operasional perusahaan cukup kuat untuk menutupi beban bunga sebanyak 7,5 kali.

Cara Interpretasi Rasio Leverage

Cara interpretasi rasio leverage bergantung pada jenisnya:

  • Nilai rasio DAR dan DER yang tinggi menunjukkan perusahaan memiliki risiko tinggi, namun juga potensi pengembalian lebih besar bagi pemegang saham.
  • Nilai rasio TIE, FCCR, dan CFICR yang tinggi menunjukkan perusahaan mampu menutupi beban bunga dan biaya tetapnya, memberikan jaminan lebih besar kepada kreditur.

Cara Analisis Rasio Leverage

Analisis rasio leverage dapat dilakukan dengan metode berikut:

  1. Perbandingan Industri: Bandingkan nilai rasio leverage perusahaan dengan rata-rata industri. Misalnya, sektor konstruksi umumnya memiliki DER yang lebih tinggi dibandingkan sektor teknologi.
  2. Analisis Tren: Amati perubahan rasio leverage dari waktu ke waktu untuk melihat bagaimana perusahaan mengelola utang. Jika DAR atau DER terus meningkat, ini bisa menjadi tanda peringatan bagi investor.
  3. Evaluasi Rasio Leverage yang Baik: Tidak ada standar tunggal, tetapi rasio leverage yang baik harus disesuaikan dengan tujuan keuangan, strategi pertumbuhan, dan stabilitas pendapatan perusahaan.

Kesimpulan

Rasio leverage adalah alat penting bagi investor dan kreditur untuk memahami tingkat risiko dan stabilitas keuangan perusahaan. Dengan memahami jenis-jenis rasio leverage, rumus rasio leverage dan cara interpretasi serta analisis, investor dapat membuat keputusan yang lebih bijak mengenai perusahaan yang diinvestasikan. Rasio leverage yang baik tidak selalu rendah atau tinggi, melainkan yang sesuai dengan kondisi keuangan dan industri perusahaan.

Scroll to Top