Rasio Lancar (Current Ratio): Rumus, Interpretasi, Analisis, dll

Rasio lancar atau current ratio adalah indikator likuiditas yang berfungsi menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Selain itu, current ratio juga membantu para pemangku kepentingan, seperti investor dan kreditur, dalam membuat keputusan strategis berdasarkan likuiditas perusahaan.

Artikel ini akan mengulas pengertian current dan rumus current ratio, serta cara menghitung current ratio, contoh soal current ratio, dan interpretasinya dalam konteks finansial perusahaan.

Pengertian Current Ratio

Rasio lancar adalah metrik yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar. Menurut Fabozzi & Drake (2009), current ratio adalah perbandingan antara aset lancar (current assets) dan utang lancar (current liabilities) yang mencerminkan seberapa besar current assets dapat menutupi utang jangka pendek. Sebagai contoh, perusahaan yang memiliki current ratio sebesar 2 berarti memiliki aset lancar dua kali lipat lebih besar dari utang lancarnya.

Current ratio juga dikenal sebagai rasio modal kerja karena menunjukkan seberapa banyak current assets yang dimiliki perusahaan untuk membiayai operasi sehari-hari setelah membayar kewajiban jangka pendek. Rasio lancar yang lebih tinggi umumnya dianggap lebih baik, karena menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang cukup untuk melunasi kewajibannya.

Rumus Rasio Lancar (Current Ratio Formula)

Formula rasio lancar dapat menggunakan pendekatan berikut ini:

Rumus Current Ratio (CR) = CA ÷ CL

Keterangan:

  • CR = Current Ratio
  • CA = Current Assets
  • CL = Current Liabilities

Dengan menggunakan rumus current ratio ini, Anda dapat mengevaluasi seberapa baik perusahaan mampu melunasi utang jangka pendeknya hanya dengan aset yang mudah dicairkan. Rasio ini berfungsi sebagai panduan bagi investor, kreditur, dan manajer keuangan dalam mengevaluasi posisi likuiditas perusahaan dan membuat keputusan keuangan.

Fungsi dan Tujuan Penggunaan Current Ratio

Penggunaan rasio lancar penting bagi berbagai pihak yang berkepentingan, karena menyediakan informasi yang dapat mendukung keputusan finansial. Berikut adalah peran current ratio bagi pemangku kepentingan utama:

  1. Investor: Rasio lancar dapat membantu investor menilai likuiditas perusahaan. Semakin tinggi current ratio, semakin besar kemungkinan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya, yang pada akhirnya dapat menambah kepercayaan investor.
  2. Kreditur: Bank dan lembaga kredit sering mempertimbangkan current ratio dalam memberikan pinjaman. Jika rasio lancar perusahaan cukup tinggi, bank merasa lebih aman dalam memberikan pinjaman, karena perusahaan dianggap mampu memenuhi kewajiban pembayaran jangka pendek.
  3. Peneliti dan Analis Keuangan: Current ratio dapat digunakan sebagai variabel dalam riset untuk mengevaluasi kinerja atau nilai pasar perusahaan. Misalnya, current ratio dapat dijadikan acuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap harga saham.

Cara Menghitung dan Contoh Soal Current Ratio

Berikut contoh perhitungan rasio lancar untuk memahami cara menghitungnya. Misalkan, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk memiliki data berikut:

  • Total Current Assets = Rp16.624.925.000
  • Total Current Liabilities = Rp6.556.359.000

Dengan menggunakan rumus current ratio, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Current Ratio = Rp16.624.925.000 ÷ Rp6.556.359.000 = 2,5 kali.

Dari perhitungan di atas, diketahui bahwa rasio lancar PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sebesar 2,5 kali (x), yang artinya perusahaan memiliki aset lancar 2,5 kali lebih besar daripada kewajiban jangka pendeknya.

Cara Interpretasi Current Ratio

Interpretasi current ratio memiliki implikasi yang signifikan. Jika suatu perusahaan memiliki rasio lancar di atas 1, ini menunjukkan bahwa aset jangka pendek perusahaan lebih besar dari utang jangka pendek, menandakan likuiditas yang cukup baik. Namun, nilai rasio lancar yang ideal dianggap optimal jika berada di kisaran 2 atau lebih, tergantung pada industrinya. Rasio ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki cadangan aset lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban jangka pendek.

Misalnya, jika current ratio perusahaan adalah 2,5, maka perusahaan memiliki aset lancar 2,5 kali lebih banyak daripada utang lancar. Ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam posisi likuiditas yang kuat.

Cara Analisis Current Ratio

Analisis rasio lancar (current eratio) dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut:

  1. Intracompany Analysis: Perusahaan dapat membandingkan rasio lancar mereka dengan rasio likuiditas lainnya, seperti quick ratio atau cash ratio, untuk evaluasi lebih menyeluruh.
  2. Trend Analysis: Dengan melihat tren rasio lancar selama beberapa tahun, perusahaan dapat mengamati peningkatan atau penurunan likuiditasnya dari waktu ke waktu. Tren positif menunjukkan kondisi likuiditas yang membaik.
  3. Industry Comparison: Perusahaan juga dapat membandingkan rasio lancar mereka dengan rata-rata industri. Misalnya, jika rasio lancar rata-rata sektor manufaktur adalah 2, sedangkan PT Indofood CBP memiliki rasio 2,5, ini menunjukkan bahwa Indofood memiliki posisi likuiditas yang lebih kuat dibandingkan pesaingnya.

Indikasi Nilai Rasio Lancar (Current Ratio)

Tingkat current ratio dapat mengindikasikan beberapa aspek terkait kesehatan finansial perusahaan:

  • Rasio Lancar Tinggi: Jika current ratio terlalu tinggi, ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki banyak aset lancar yang tidak dioptimalkan, seperti kas berlebih atau persediaan yang tidak terjual.
  • Rasio Lancar Rendah: Rasio di bawah 1 menunjukkan potensi kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, yang bisa menjadi sinyal bahaya bagi kreditur dan investor.
  • Efisiensi Manajemen Aset: Nilai current ratio yang terlalu tinggi atau rendah dapat menandakan bahwa perusahaan mungkin tidak efisien dalam mengelola aset lancarnya.

Kelebihan dan Kekurangan Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar (current ratio) memiliki kelebihan dalam menyediakan gambaran umum tentang likuiditas, tetapi juga memiliki keterbatasan, khususnya dalam hal:

  • Piutang dan Persediaan: Kedua komponen ini mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk dikonversi menjadi kas.
  • Perusahaan dengan Penjualan Musiman: Current ratio mungkin tidak akurat untuk perusahaan yang mengalami penjualan musiman, karena fluktuasi persediaan dapat memengaruhi angka likuiditas.

Sebagai alternatif, cash ratio dapat digunakan untuk menilai likuiditas yang lebih konservatif, karena hanya mengandalkan kas dan setara kas sebagai aset yang paling likuid.

Kesimpulan

Rasio lancar adalah metrik penting yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan dengan membandingkan aset lancar dan liabilitas jangka pendek. Current ratio memberikan gambaran umum tentang kesehatan keuangan suatu perusahaan dan membantu pemangku kepentingan dalam mengevaluasi risiko finansial.

Berkat rumus current ratio, perhitungan yang mudah, dan interpretasi yang jelas, rasio ini tetap menjadi alat utama dalam analisis keuangan. Namun, mengingat keterbatasannya, rasio lancar sebaiknya digunakan bersama dengan rasio keuangan lainnya, seperti quick ratio dan cash ratio, untuk memberikan gambaran likuiditas yang lebih komprehensif.

Scroll to Top