5 Jenis Rasio Keuangan + Rumus & Contoh Analisis

Dalam dunia keuangan dan investasi, memahami kesehatan keuangan suatu perusahaan adalah hal yang krusial, baik bagi investor, pemegang saham, maupun pihak internal perusahaan itu sendiri. Salah satu alat untuk menganalisis dan mengevaluasi kondisi keuangan adalah rasio-rasio keuangan.

Artikel ini akan membahas tentang pengertian rasio keuangan, 5 jenis rasio keuangan yang penting, cara menghitungnya, serta penerapannya dalam analisis bisnis.

Pengertian Rasio Keuangan Menurut Para Ahli

Rasio keuangan adalah indikator yang diperoleh dari data keuangan perusahaan yang kemudian digunakan untuk mengevaluasi performa dan kesehatan finansial suatu entitas bisnis. Menurut para ahli, rasio keuangan berfungsi sebagai alat untuk mempermudah analisis laporan keuangan dan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi keuangan perusahaan.

  • Gitman dan Zutter (2020) menjelaskan bahwa rasio keuangan adalah alat analisis yang membandingkan dua elemen dari laporan keuangan guna mengevaluasi aspek tertentu dalam keuangan perusahaan.
  • Brigham dan Houston (2019) juga menekankan bahwa rasio keuangan penting dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari kinerja perusahaan, serta sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan investasi.

5 Rasio Keuangan yang Utama

Berikut adalah 5 jenis rasio keuangan yang paling populer beserta rumus dan interpretasinya:

1. Rasio Likuiditas

Rasio keuangan ini sangat penting untuk memahami seberapa cepat perusahaan dapat mengubah asetnya menjadi kas untuk membayar utang. Ada 3 jenis rasio likuiditas yang utama, yaitu:

  1. Current Ratio (CR): Mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek menggunakan aset lancarnya. Rumusnya yaitu Aset Lancar ÷ Liabilitas Lancar.
  2. Quick Ratio (QR): Serupa dengan current ratio, tetapi mengesampingkan persediaan, karena persediaan mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk dijual. Rumusnya yaitu (Aset Lancar – Persediaan) ÷ Liabilitas Lancar.
  3. Cash Ratio (CR): Mengukur kemampuan cash perusahaan (kas dan setara kas) dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Rumusnya Cash ÷ Liabilitas Lancar.

2. Rasio Profitabilitas

Rasio keuangan ini penting untuk mengetahui seberapa efisien perusahaan dalam mengelola modalnya untuk menghasilkan keuntungan. Ada 5 jenis rasio profitabilitas yang utama, yaitu:

  1. Operating Profit Margin (OPM): Mengukur persentase laba operasional terhadap total penjualan atau pendapatan. Rumusnya yaitu Laba Operasional ÷ Total Pendapatan.
  2. Gross Profit Margin (GPM): Mengukur persentase laba kotor terhadap penjualan bersih. Rumusnya yaitu (Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan) ÷ Penjualan Bersih.
  3. Net Profit Margin (NPM): Mengukur laba bersih terhadap penjualan, yang menunjukkan efisiensi keseluruhan perusahaan. Rumusnya yaitu Laba Bersih ÷ Penjualan Bersih.
  4. Return on Assets (ROA): Menunjukkan efisiensi penggunaan aset untuk menghasilkan keuntungan. Rumusnya yaitu Laba Bersih ÷ Total Aset.
  5. Return on Equity (ROE): Menunjukkan efisiensi penggunaan ekuitas dalam membukukan net profit. Rumusnya yaitu Laba Bersih ÷ Total Ekuitas.

3. Rasio Solvabilitas (Leverage)

Rasio solvabilitas, atau rasio leverage, mengukur apakah perusahaan sanggup memenuhi kewajiban jangka panjang serta mengetahui risiko finansial perusahaan di masa depan. Berikut jenis-jenis rasio solvabilitas yang utama:

  1. Debt to Equity Ratio (DER): Membandingkan penggunaan utang terhadap ekuitas. Rumusnya yaitu Total Liabilitas ÷ Total Ekuitas.
  2. Debt to Asset Ratio (DAR): Membandingkan penggunaan utang terhadap aset. Rumusnya yaitu Total Liabilitas ÷ Total Aset.
  3. Interest Coverage Ratio (ICR): Mengukur kemampuan membayar bunga utang dari laba operasional perusahaan. Rumusnya yaitu Laba Operasi ÷ Beban Bunga

4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan atau pendapatan, yang menunjukkan efisiensi operasional perusahaan. Beberapa jenis rasio aktivitas yang populer yaitu:

  1. Inventory Turnover: Menghitung berapa kali perusahaan mampu menjual persediaan dalam suatu periode. Rumusnya yaitu HPP ÷ Persediaan.
  2. Receivables Turnover: Mengukur seberapa cepat perusahaan dapat menagih piutangnya. Rumusnya yaitu Penjualan Bersih ÷ Piutang.

5. Rasio Pasar

Rasio pasar (market value ratios) mencerminkan persepsi pasar terhadap perusahaan. Rasio ini lebih relevan untuk perusahaan publik yang diperdagangkan di pasar saham. Beberapa contoh rasio pasar yaitu:

  1. Price to Earnings Ratio (P/E): Mengukur nilai pasar per saham dibandingkan dengan laba per sahamnya, menunjukkan seberapa besar pasar menghargai pertumbuhan laba perusahaan. Rumusnya yaitu Harga Saham ÷ Laba per Saham.
  2. Price to Book Value Ratio (P/B): Mengukur nilai pasar per saham terhadap nilai buku per saham, memberikan wawasan apakah saham overvalued atau undervalued. Rumusnya yaitu Harga Saham ÷ Nilai Buku per Saham.
  3. Dividend Yield: Mengukur tingkat keuntungan dari dividen terhadap harga pasar per saham. Rumusnya yaitu Dividen per Saham / Harga Pasar per Saham.

Rumus Rasio Keuangan Lengkap

Berbagai formula rasio keuangan membantu investor dan para stakeholder dalam memahami berbagai jenis analisis keuangan. Dengan menerapkan rumus rasio keuangan lengkap, investor dan manajemen dapat menilai aspek kunci seperti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas), kemampuan membayar kewajiban (likuiditas), dan stabilitas keuangan dalam jangka panjang (solvabilitas).

Penting bagi analis keuangan dan pemangku kepentingan untuk memahami setiap jenis rasio keuangan dengan baik, karena hasil analisis ini dapat menjadi dasar pengambilan keputusan penting, seperti investasi, pemberian kredit, atau perencanaan keuangan perusahaan.

Apa Saja Rasio Keuangan Bank?

Dalam industri perbankan, rasio keuangan juga sangat penting, namun beberapa rasio khusus lebih banyak digunakan dalam menilai bank. Berikut beberapa contoh rasio keuangan bank yang sering digunakan:

  • Capital Adequacy Ratio (CAR): Mengukur kecukupan modal bank dalam menutupi risiko kredit. Rumusnya yaitu Modal Bank ÷ Aktiva Tertimbang Menurut Risiko.
  • Loan to Deposit Ratio (LDR): Mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana yang diterima dalam bentuk simpanan. Rumusnya yaitu Total Pinjaman ÷ Total Simpanan.
  • Net Interest Margin (NIM): Mengukur seberapa efisien bank dalam menghasilkan pendapatan bunga dari aset produktifnya. Rumusnya yaitu (Pendapatan Bunga – Beban Bunga) ÷ Aset Produktif.

Penggunaan rasio keuangan ini memungkinkan bank untuk mengidentifikasi kinerja operasional serta risiko keuangan yang mungkin dihadapi.

Cara Analisis Rasio Keuangan

Metode analisis rasio keuangan bisa dengan membandingkan tren nilai rasio keuangan dalam periode tertentu atau dengan rasio rata-rata industri. Berikut cara analisis rasio keuangan yang mudah dalam beberapa langkah:

  1. Kumpulkan Data dari Laporan Keuangan: Ini termasuk data dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
  2. Hitung Rasio: Gunakan rumus yang sesuai untuk menghitung rasio dari data keuangan yang telah dikumpulkan.
  3. Bandingkan Hasil: Bandingkan hasil rasio dengan data historis atau dengan rata-rata industri untuk mendapatkan gambaran mengenai posisi perusahaan.
  4. Analisis Hasil: Interpretasi dari hasil rasio, misalnya apakah perusahaan memiliki likuiditas yang cukup, tingkat utang yang aman, atau profitabilitas yang memadai.

Contoh Analisis Rasio Keuangan

Misalkan PT Juju memiliki data keuangan sebagai berikut:

  • Aset Lancar: Rp1.000.000.000
  • Liabilitas Jangka Pendek: Rp500.000.000
  • Laba Bersih: Rp200.000.000
  • Penjualan Bersih: Rp2.000.000.000

Berdasarkan data keuangan tersebut, beberapa contoh perhitungan yang bisa dilakukan yaitu:

  • Current Ratio: Rp1.000.000.000 ÷ Rp500.000.000 = 2, artinya perusahaan memiliki likuiditas yang cukup.
  • Net Profit Margin: Rp200.000.000 ÷ Rp2.000.000.000 = 0,1 atau 10%, menunjukkan bahwa dari setiap Rp1 penjualan, perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar 10%.

Contoh perhitungan dan analisis rasio keuangan ini memberikan wawasan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang baik dan profitabilitas yang sehat.

Kesimpulan

Rasio keuangan adalah alat penting untuk menilai kesehatan finansial perusahaan. Dengan memahami 5 jenis rasio keuangan utama beserta pengertian, rumus, dan cara analisisnya, investor dan manajemen perusahaan dapat memperoleh wawasan mendalam mengenai stabilitas, profitabilitas, dan efisiensi suatu entitas bisnis.

Scroll to Top