Jenis Rasio Aktivitas + Rumus, Contoh Soal, Analisis, dll

Rasio Aktivitas adalah salah satu jenis rasio keuangan yang bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas perusahaan dalam mengelola aset untuk menghasilkan pendapatan. Rasio ini dikenal juga dengan nama rasio solvabilitas, rasio manajemen aset, rasio utilitas, atau rasio perputaran. Memahami konsep dan perhitungan rasio aktivitas penting bagi investor, manajemen perusahaan, dan analis keuangan untuk melihat efisiensi operasional perusahaan.

Di bawah ini, kita akan membahas pengertian rasio aktivitas menurut para ahli, berbagai jenis-jenis rasio aktivitas, rumus rasio aktivitas, cara interpretasi dan analisis, hingga contoh soal dan jawabannya.

Pengertian Rasio Aktivitas Menurut Para Ahli

Menurut Brigham dan Houston (2013), asset management ratio atau rasio aktivitas adalah ukuran yang menunjukkan seberapa efektif suatu perusahaan dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan keuntungan. Dengan kata lain, rasio ini membantu menilai seberapa baik perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.

Sherman (2015) juga menyebutkan bahwa rasio aktivitas atau rasio utilitas (utilization ratios) menyoroti penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan pendapatan atau keuntungan. Efektivitas dalam penggunaan aset dapat memengaruhi kemampuan perusahaan untuk menutupi biaya operasional dan meningkatkan profitabilitas.

Jenis-jenis Rasio Aktivitas

Menurut Fabozzi dan Drake (2009), jenis rasio aktivitas dikelompokkan ke dalam empat kategori utama:

  1. Rasio Perputaran Persediaan atau Inventory Turnover Ratio
  2. Rasio Perputaran Piutang atau Receivables Turnover Ratio
  3. Rasio Perputaran Aset Tetap atau Fixed Assets Turnover Ratio
  4. Rasio Perputaran Total Aset atau Total Assets Turnover Ratio

Berikut penjelasan mendalam untuk setiap jenis rasio aktivitas beserta rumus, contoh soal, dan interpretasi.

1. Rasio Perputaran Persediaan

Inventory Turnover Ratio mengukur seberapa cepat persediaan barang perusahaan dijual dalam satu periode. Rasio perputaran persediaan yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa perusahaan efisien dalam menjual barang, namun bisa juga menunjukkan jumlah persediaan yang rendah.

  • Rumus: Rasio Perputaran Persediaan = HPP ÷ Persediaan
  • Contoh Soal: PT ABC memiliki HPP Rp20.893.870 dan persediaan Rp2.429.234. Maka, Inventory Turnover Ratio = Rp20.893.870 ÷ Rp 2.429.234 = 6,6.
  • Interpretasi: Nilai 6,6 menunjukkan bahwa persediaan PT ABC berputar sebanyak 6,6 kali selama tahun tersebut. Artinya, rata-rata setiap 1,8 bulan persediaan perusahaan terjual habis.

2. Rasio Perputaran Piutang

Receivables Turnover Ratio menilai efektivitas perusahaan dalam mengelola piutang atau kredit yang diberikan kepada pelanggan. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan cepat dalam mengumpulkan pembayaran dari pelanggan.

  • Rumus: Rasio Perputaran Piutang = Penjualan Kredit ÷ Piutang
  • Contoh Soal: PT ABC mencatatkan penjualan kredit bersih (net credit sales) Rp42.922.563 dan memiliki piutang Rp5.335.489. Maka, Receivables Turnover Ratio = Rp42.922.563 ÷ Rp5.335.489 = 8.
  • Interpretasi: Rasio 8 kali menunjukkan bahwa piutang perusahaan berputar 8 kali dalam setahun, atau rata-rata membutuhkan 45 hari untuk mengubah piutang menjadi uang tunai.

3. Rasio Perputaran Aset Tetap

Fixed Assets Turnover Ratio mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan aset tetap untuk membukukan penjualan. Rasio ini relevan bagi perusahaan dengan investasi besar dalam aset tetap seperti pabrik dan peralatan.

  • Rumus: Rasio Perputaran Aset Tetap = Total Penjualan ÷ Aset Tetap
  • Contoh Soal: PT ABC membukukan total penjualan Rp42.922.563 dan memiliki aset tetap Rp12.119.037. Maka, Fixed Assets Turnover Ratio = Rp42.922.563 ÷ Rp12.119.037 = 3,5.
  • Interpretasi: Rasio 3,5 kali menunjukkan bahwa setiap rupiah yang diinvestasikan dalam aset tetap menghasilkan penjualan sebesar 3,5 kali lipat.

4. Rasio Perputaran Total Aset

Total Assets Turnover Ratio menunjukkan efisiensi pengelolaan total aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini melibatkan aset lancar dan aset tetap.

  • Rumus: Rasio Perputaran Total Aset = Penjualan ÷ Total Aset
  • Contoh Soal: Diketahui total penjualan Rp42.922.563 dan total aset Rp25.000.000. Maka, Total Assets Turnover Ratio = Rp42.922.563 ÷ Rp25.000.000 = 1,7.
  • Interpretasi: Rasio 1,7 kali menunjukkan bahwa setiap rupiah total aset menghasilkan penjualan sebesar 1,7 kali lipat.

Cara Interpretasi Rasio Aktivitas yang Baik

Rasio Aktivitas yang baik biasanya bergantung pada industri dan karakteristik bisnis. Sebagai contoh, perusahaan ritel dengan perputaran persediaan tinggi mungkin menunjukkan efisiensi, tetapi nilai ini mungkin lebih rendah pada perusahaan manufaktur dengan proses produksi yang lebih panjang. Secara umum, rasio yang tinggi dapat menunjukkan:

  • Efisiensi dalam pengelolaan aset (perputaran tinggi),
  • Kecepatan pengumpulan piutang, dan
  • Efektivitas penggunaan aset tetap untuk mendukung produksi.

Sebaliknya, rasio yang terlalu rendah mungkin mengindikasikan perlunya optimalisasi manajemen aset atau pemanfaatan yang kurang efisien.

Cara Analisis Rasio Aktivitas

Analisis rasio aktivitas dilakukan dengan membandingkan rasio ini dengan standar industri atau kompetitor, serta memantau perubahan rasio dari tahun ke tahun untuk memahami tren kinerja. Misalnya, penurunan inventory turnover bisa menunjukkan bahwa persediaan menumpuk, sedangkan peningkatan receivables turnover bisa berarti perusahaan lebih efisien dalam mengumpulkan pembayaran.

Kesimpulan

Rasio Aktivitas adalah indikator penting untuk menilai kinerja operasional perusahaan. Dengan memahami jenis-jenis rasio aktivitas, rumus rasio aktivitas, cara interpretasi dan analisis, pemangku kepentingan dapat mendapatkan gambaran menyeluruh tentang efektivitas pengelolaan aset perusahaan. 

Pemahaman yang mendalam mengenai rasio aktivitas yang baik dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan strategis untuk memperbaiki efisiensi dan meningkatkan profitabilitas jangka panjang.

Scroll to Top