Invesnesia.com – Raksasa teknologi China mulai masuk dan berinvestasi ke dalam ruang metaverse. Penyaringan mungkin akan lebih meluas dan peraturan akan semakin diperketat karena Beijing terus mengamati aktivitas perusahaan teknologi domestik dengan cermat.
Perusahaan Raksasa Teknologi China Menggarap Peluang Metaverse Senilai $8 triliun
Menurut Morgan Stanley dalam sebuah catatan yang diterbitkan pada bulan Januari, total pasar yang dapat dialamatkan di China untuk sektor metaverse bisa mencapai 52 triliun yuan, atau setara 8 triliun USD. Perusahaan raksasa sektor teknologi seperti Tencent, Alibaba, NetEase, hingga ByteDance (pemilik TikTok) bisa menjadi pionir di antara perusahaan internet China lainnya.
Baca juga:
Tencent
Tencent adalah perusahaan berbasis game terbesar di dunia dengan menggarap portofolio di game PC dan seluler (mobile) yang kuat. Perusahaan ini juga memiliki aplikasi WeChat, sebuah layanan perpesanan dengan pengguna yang besar, lebih dari satu miliar. Selama panggilan pendapatan pada bulan November, CEO Tencent Pony Ma mengatakan bahwa metaverse adalah sebuah peluang untuk menambah pertumbuhan ke industri yang ada seperti game.
ByteDance
Selain itu juga, raksasa teknologi China lainnya ByteDance juga ikut agresif melakukan ekspansi ke sektor pada game tahun lalu. Tercatat pada bulan Agustus, ByteDance telah mengakuisisi Pico, perusahaan yang membuat virtual reality headset. Perusahaan ini juga pihak di balik penciptaan TikTok, aplikasi video pendek terpopuler di dunia hingga saat ini. Bahkan, TikTok atau Douyin dalam bahasa Cina disebut-sebut telah membuat pengguna Facebook stagnan karena pengguna lebih tertarik dengan aplikasi video pendek tersebut. ByteDance yang berbasis di Beijing ini meletakkan pondasi untuk virtual reality (VR), media sosial, dan game.
Alibaba
Alibaba merupakan perusahaan yang dibangun oleh salah satu orang terkaya di dunia, Jack Ma, yang juga menjadi inspirator oleh banyak anak muda di dunia. Alibaba mengatakan bahwa mereka berencana untuk meluncurkan kacamata augmented reality tahun ini untuk pertemuan virtual. Augmented reality adalah gambar virtual yang ditumpangkan di dunia nyata.
NetEase
Sementara itu, salah satu raksasa teknologi berbasis game China, NetEase juga telah mendirikan fasilitas di provinsi selatan Hainan, yang berfokus pada pengembangan aplikasi metaverse. Kabar ini disebut oleh media lokal pada tahun lalu.
Raksasa Teknologi China, Metaverse, dan Masa Depan
Sekarang sudah terlihat cukup jelas tanda-tanda bahwa nama-nama besar di sektor teknologi China mulai menggarap dan meletakkan dasar untuk metaverse, aplikasi untuk masa depan. Bahkan sejumlah kota dan wilayah Cina juga ikut mencari peluang untuk metaverse. Tercatat pada tahun lalu, kota besar Shanghai menyebutkan bahwa metaverse masuk ke dalam rencana pembangunan untuk lima tahun untuk industri teknologi informasi.
Tercatat hingga saat ini, beberapa aplikasi metaverse mungkin lebih didasarkan pada basis cryptocurrency (sebagai alat pembayaran digital). Jadi jika misalnya Anda membeli semua jenis tanah (land) atau barang virtual di metaverse, Anda hanya bisa membayar dengan mata uang digital, dalam hal ini uang kripto. Ini mungkin bisa menjadi masalah besar di China, pasalnya pemerintah dengan tegas menolak crypto, mencakup perdagangan dan penambangan (mining).
Sebagai saingan crypto, pemerintah China sendiri juga telah bereksperimen dengan central bank digital currency (CDBC) mereka, yakni Yuan Digital. Aplikasi resminya, e-CNY tercatat sudah memiliki 261 juta pengguna unik hingga akhir tahun lalu.