Price Earning Ratio (PER) adalah salah satu indikator penting dalam analisis pasar saham yang dapat membantu investor menentukan apakah suatu saham dihargai murah atau mahal. Rasio PER atau P/E Ratio memungkinkan investor untuk membandingkan harga saham dengan laba yang dihasilkan per lembar saham, memberikan gambaran apakah saham suatu perusahaan undervalued (murah) atau overvalued (mahal). Dengan memahami PER, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih informatif dan strategis.
Artikel ini membahas secara mendalam tentang pengertian, rumus Price Earning Ratio, cara interpretasi, analisis PER, hingga contoh soal Price Earning Ratio dan jawabannya. Dengan memahami poin-poin ini, Anda akan mendapatkan wawasan yang lebih kaya dalam menggunakan rasio PER untuk analisis saham.
Contents
Pengertian Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio atau disingkat PER adalah rasio pasar yang menunjukkan seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan laba bersih per saham (Earnings Per Share atau EPS). PER mencerminkan nilai yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap unit laba yang dihasilkan oleh perusahaan.
Secara sederhana, Price Earning Ratio adalah rasio yang menunjukkan berapa banyak investor bersedia membayar untuk mendapatkan setiap rupiah dari laba yang dihasilkan perusahaan. Misalnya, jika PER suatu saham adalah 15, artinya investor bersedia membayar 15 kali laba bersih per lembar saham tersebut. Nilai ini memberikan indikasi awal tentang bagaimana pasar menilai prospek pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2013), PER yang tinggi dapat menandakan optimisme pasar terhadap prospek perusahaan yang menjanjikan di masa depan, namun juga bisa menandakan harga yang terlalu tinggi. Sebaliknya, PER yang rendah sering dianggap sebagai tanda undervaluation, tetapi juga bisa menunjukkan risiko atau ketidakpercayaan investor terhadap kinerja perusahaan.
Fungsi Price Earning Ratio (PER)
PER memiliki beberapa fungsi utama dalam analisis saham:
- Mengukur Valuasi Saham: PER digunakan untuk menilai apakah saham suatu perusahaan tergolong mahal atau murah. Saham dengan PER rendah biasanya dianggap undervalued, sedangkan PER tinggi dianggap overvalued.
- Menarik Minat Investor: PER menunjukkan seberapa besar investor mau membayar saham perusahaan berdasarkan prospek pertumbuhannya. PER tinggi sering diartikan bahwa investor optimis terhadap masa depan perusahaan.
- Membandingkan Perusahaan dalam Industri yang Sama: PER memungkinkan investor membandingkan valuasi perusahaan dalam industri yang sama. Hal ini penting untuk melihat apakah suatu perusahaan dinilai wajar atau berbeda dibanding pesaingnya.
Rumus Price Earning Ratio (PER)
Cara menghitung Price Earning Ratio dapat menggunakan rumus PER berikut ini:
PER = Harga Saham per Lembar ÷ Laba Bersih per Lembar Saham
Keterangan:
- Untuk mencari laba bersih per lembar saham (earnings per share atau EPS), rumus yang digunakan yaitu EPS = (Laba Bersih ÷ Jumlah Saham Biasa yang Beredar).
- Data terkait harga saham per lembar (stock price per share) dan jumlah saham biasa yang beredar dapat dicari melalui situs web IDX.
- Nilai EPS yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki laba bersih yang besar per saham, dan ini umumnya merupakan tanda positif bagi investor.
Contoh Soal Price Earning Ratio dan Jawabannya
Diketahui: Sebuah perusahaan mencatatkan harga saham sebesar Rp15.000 dengan laba bersih per saham (EPS) Rp750. Hitunglah nilai PER perusahaan tersebut.
Jawaban:
PER = Rp15.000 ÷ Rp750 = 20
Nilai PER perusahaan sebesar 20 menunjukkan bahwa investor rela membayar 20 kali dari laba bersih per lembar saham untuk memiliki saham tersebut.
Cara Interpretasi Price Earning Ratio
Untuk memahami potensi suatu saham, penting untuk memahami cara interpretasi Price Earning Ratio (PER) berikut ini:
- PER Tinggi: Umumnya menunjukkan ekspektasi pertumbuhan tinggi. Investor percaya bahwa perusahaan memiliki prospek cerah sehingga mereka mau membayar lebih. Namun, PER tinggi juga bisa berarti harga saham sudah sangat tinggi (overvalued).
- PER Rendah: Indikator bahwa saham mungkin undervalued. PER rendah bisa mengindikasikan bahwa saham relatif murah atau pasar kurang optimis terhadap perusahaan.
Untuk interpretasi yang lebih tepat, investor sebaiknya membandingkan nilai PER perusahaan dengan rata-rata industri. PER yang lebih tinggi dari rata-rata industri mengindikasikan saham dianggap lebih menjanjikan, sementara PER di bawah rata-rata menunjukkan saham mungkin dinilai murah dibanding perusahaan sejenis.
Cara Analisis Price Earning Ratio
Analisis PER melibatkan perbandingan dengan industri atau perusahaan lain dalam sektor yang sama. Cara ini membantu investor menilai apakah suatu saham menarik atau tidak. Sebagai contoh:
- Jika rasio PER PT Adhi Karya Tbk di sektor konstruksi adalah 12,62 kali, sedangkan rata-rata PER industri konstruksi adalah 27,07 kali, maka saham ADHI bisa dianggap undervalued.
- Investor dapat menganggap saham undervalued ini sebagai peluang jika mereka percaya perusahaan memiliki potensi pertumbuhan yang belum dihargai oleh pasar.
Selain perbandingan dengan industri, analisis Price Earning Ratio juga dapat mencakup pengamatan tren PER perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Jika PER terus meningkat, itu bisa menjadi tanda peningkatan minat investor atau ekspektasi terhadap perusahaan.
Nilai Price Earning Ratio yang Baik
Tidak ada batasan pasti untuk menentukan apakah suatu nilai PER itu baik, tetapi biasanya PER dibandingkan dengan:
- PER Rata-rata Industri: Jika lebih rendah dari rata-rata, saham dianggap undervalued.
- PER Historis Perusahaan: PER yang lebih tinggi dari nilai historis bisa mengindikasikan peningkatan prospek perusahaan.
- Standar Pasar Umum: Beberapa industri seperti teknologi cenderung memiliki PER lebih tinggi daripada sektor tradisional seperti manufaktur atau energi, karena ekspektasi pertumbuhan yang berbeda.
Kesimpulan
Price Earning Ratio (PER) adalah metrik yang sangat penting dalam menilai valuasi suatu saham. Rasio PER dapat memberikan gambaran awal mengenai apakah harga saham perusahaan sudah overvalued atau undervalued.Â
Namun, untuk memperoleh analisis yang lebih akurat, investor sebaiknya mempertimbangkan P/E ratio bersama dengan rasio keuangan lainnya (seperti rasio profitabilitas dan rasio leverage) dan membandingkannya dengan nilai rata-rata PER industri.
Dalam menentukan nilai Price Earning Ratio yang baik, penting untuk mempertimbangkan konteks industri dan prospek pertumbuhan perusahaan. Nilai PER yang optimal dapat membantu investor membuat keputusan lebih bijak, meminimalkan risiko, dan memaksimalkan potensi profit dalam investasi saham.