Ketika Anda, misalnya, ingin mengonversi mata uang fiat menjadi uang kripto, atau sebaliknya berdasarkan hasil pemilihan: bagaimana sebuah smart contract mengetahui siapa yang akan memenangkan pemilihan? Bagaimana Anda yakin bahwa hasil pemilihan dilaporkan secara akurat dan tidak dimanipulasi untuk keuntungan orang lain?
Contoh lain, Anda ingin memicu sebuah penjualan dan pembelian cryptocurrency berdasarkan perubahan harga S&P 500 atau Nasdaq atau NYSE. Smart contract untuk aplikasi sejenis itu akan mudah dikatakan bahwa: harga S&P 500, Nasdaq, atau NYSE tidak berada di jaringan blockchain. Aplikasi tidak memiliki cara atau akses untuk memverifikasi harga tersebut.
Nah, inilah salah satu masalah aplikasi berbasis blockchain. Di sinilah Oracle masuk memberikan solusi dengan menghadirkan Oracle Blockchain.
Mengenal Oracle Blockchain
Oracle blockchain adalah sebuah layanan dari Oracle yang menyediakan kontrak pintar (smart contract) dengan informasi dari dunia luar. Layanan ini mampu menanyakan, melakukan verifikasi, dan melakukan autentikasi sumber data eksternal (umumnya melalui API terpercaya), serta menyampaian informasi tersebut.
Pada dasarnya, Oracle adalah sebuah protokol atau layanan untuk mentransfer informasi yang terverifikasi dan terpercaya ke dalam blockchain, sehingga dapat digunakan di dalam aplikasi. Oracle menjembatani kesenjangan antara dunia luar dan blockchain yang menampung decentralized applications (dApps).
Tujuan Oracle Blockchain
Tujuan oracle blockchain adalah untuk mengatasi batasan serius dari aplikasi berbasis blockchain. Sebagai contoh, oracle mungkin akan mengumpulkan harga saham secara real-time dari Nasdaq dan membuat data tersedia untuk smart contract.
Oracle umumnya akan menggunakan mekanisme konsensus untuk melakukan verifikasi sumber data. Pada Chainlink, misalnya, node validator mempertaruhkan (staking) token LINK oracle untuk memperoleh kontrak data dan melakukan validasi informasi off-chain. Ini merupakan analog dengan mekanisme konsensus Proof of Stake (PoS) yang digunakan oleh blockchain untuk validasi transaksi.
Selain aliran data institusional, oracle juga dapat mengimpor data dari hardware seperti anti-tampering sensors atau termometer. Aplikasi decentralized finance atau DeFi yang memantau rantai pasokan (supply chain) bahan makanan mungkin akan menggunakan oracle untuk mengimpor data dari barcode scanners, misalnya.
Beberapa layanan dan platform terpopuler di dunia crypto yang memenuhi definisi oracle blockchain adalah Chainlink, Bridge, Band Protocol, Next Protocol, DIA Association, Tellor, JustLink, dan Dos Network.
Sumber Data Eksternal
Oracle menyuplai smart contract dengan informasi eksternal yang memicu tindakan tertentu seperti yang telah ditentukan sebelumnya pada kontrak pintar. Sumber data eksternal dapat berasal dari aplikasi big data (software) dan hardware (IoT).
Data yang diterima bisa terdiri dari berbagai jenis, seperti fluktuasi harga, volume transaksi, atau lainnya. Yang perlu dicatat adalah kontrak pintar tidak menunggu sumber data eksternal mengalir ke dalam sistem.
Bagaimanapun juga, kontrak harus tetap dijalankan sehingga ini akan memakan sumber daya jaringan untuk menunggu data eksternal dari dunia luar. Inilah kemudian yang menimbulkan biaya transaksi jaringan. Dalam kasus crypto Ethereum, ini disebut juga sebagai “gas”.
Tantangan Oracle Blockchain
Meskipun menyediakan solusi, oracle blockchain dihadapkan dengan tantangan tertentu, seperti keandalan sumber informasi eksternal: apakah berasal dari situs web atau sensor. Oracle adalah layanan pihak ketiga dan tidak termasuk bagian dai mekanisme konsesus blockchain, sehingga mereka sama sekali tidak tunduk pada sistem keamanan mendasar. Bagaimanapun juga, jaringan “lapisan kedua” harus kokoh dan menjadi perhatian utama.