ilustrasi dampak kebijakan fiskal pemerintah

Apa Itu Kebijakan Fiskal: Tujuan, Jenis, Instrumen, dan Dampak

Dalam mengelola perekonomian negara, pemerintah tidak hanya bergantung pada kebijakan moneter yang dijalankan oleh bank sentral, tetapi juga pada kebijakan fiskal sebagai instrumen utama untuk menjaga stabilitas ekonomi, mengelola anggaran negara, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Dalam kondisi penuh tantangan, seperti saat pandemi, resesi global, atau gejolak inflasi, kebijakan fiskal menjadi ujung tombak dalam memastikan perekonomian tetap berjalan dengan sehat. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang apa itu kebijakan fiskal, tujuan, jenis, instrumen yang digunakan, dampaknya terhadap perekonomian, hingga perkembangan terbaru kebijakan fiskal di Indonesia.

Pengertian Kebijakan Fiskal

Secara sederhana, kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah melalui pengaturan penerimaan (pendapatan) dan pengeluaran (belanja) negara, dengan tujuan utama untuk menjaga kestabilan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Menurut Kementerian Keuangan RI, kebijakan fiskal adalah:

“Kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam rangka mengelola anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk memengaruhi kondisi ekonomi makro.”

Berbeda dengan kebijakan moneter yang fokus pada pengaturan jumlah uang beredar, kebijakan fiskal langsung menyasar pengaturan arus keuangan negara untuk mendorong atau menekan laju perekonomian.

Tujuan Kebijakan Fiskal

Pemerintah menerapkan kebijakan fiskal dengan beberapa tujuan strategis, antara lain:

  1. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi: Dengan meningkatkan belanja negara, terutama untuk pembangunan infrastruktur dan subsidi, kebijakan fiskal bertujuan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
  2. Mengendalikan Inflasi: Saat inflasi tinggi, pemerintah dapat menahan belanja atau menaikkan pajak untuk mengurangi permintaan barang dan jasa.
  3. Mengurangi Pengangguran: Proyek-proyek pemerintah menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi angka pengangguran, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
  4. Mengelola Distribusi Pendapatan: Kebijakan fiskal juga membantu mengurangi kesenjangan sosial melalui program bantuan sosial, subsidi, dan pajak progresif.
  5. Menjaga Stabilitas Ekonomi: Dalam situasi krisis, pemerintah menggunakan kebijakan fiskal sebagai stimulus untuk menjaga agar ekonomi tetap bergerak.

Jenis-jenis Kebijakan Fiskal

Secara umum, kebijakan fiskal terbagi menjadi dua jenis utama berdasarkan tujuannya:

1. Kebijakan Fiskal Ekspansif

Kebijakan fiskal ekspansif dilakukan ketika perekonomian melemah atau mengalami resesi. Tujuannya adalah meningkatkan belanja negara atau menurunkan pajak agar masyarakat memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan.

Contoh kebijakan fiskal ekspansif:

  • Peningkatan belanja infrastruktur.
  • Subsidi energi dan pangan.
  • Program bantuan sosial tunai.
  • Pemotongan pajak penghasilan.

2. Kebijakan Fiskal Kontraktif

Kebijakan fiskal kontraktif diterapkan saat ekonomi mengalami overheating atau inflasi tinggi. Pemerintah mengurangi pengeluaran dan meningkatkan penerimaan pajak untuk menekan permintaan barang dan jasa.

Contoh kebijakan fiskal kontraktif:

  • Penundaan proyek pembangunan.
  • Pencabutan subsidi.
  • Kenaikan tarif pajak.

Instrumen Kebijakan Fiskal

Untuk menjalankan kebijakan fiskal, pemerintah menggunakan dua instrumen utama:

1. Pendapatan Negara (Revenue)

Sumber penerimaan negara berasal dari:

  • Pajak (pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, bea cukai, dll).
  • Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), seperti hasil kekayaan alam dan laba BUMN.
  • Hibah dari dalam dan luar negeri.

2. Pengeluaran Negara (Expenditure)

Belanja negara digunakan untuk:

  • Belanja Pegawai (gaji ASN, TNI/Polri).
  • Belanja Barang dan Jasa (pengadaan kebutuhan pemerintah).
  • Belanja Modal (proyek infrastruktur).
  • Subsidi dan Bantuan Sosial (BBM, listrik, kesehatan, pendidikan).

Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Ekonomi

Kebijakan fiskal membawa dampak besar bagi perekonomian, baik positif maupun negatif.

Dampak Positif

  • Mendorong Pertumbuhan Ekonomi: Belanja pemerintah meningkatkan permintaan agregat dan produksi nasional.
  • Penciptaan Lapangan Kerja: Proyek pemerintah menyerap tenaga kerja, mengurangi pengangguran.
  • Peningkatan Kesejahteraan Sosial: Bantuan sosial dan subsidi membantu kelompok rentan.
  • Pemerataan Pembangunan: Investasi pemerintah tersebar ke berbagai daerah untuk mengurangi kesenjangan.

Dampak Negatif

  • Defisit Anggaran: Jika belanja lebih besar dari pendapatan, APBN mengalami defisit yang dibiayai utang.
  • Beban Utang Negara: Terlalu agresif dalam kebijakan fiskal ekspansif berpotensi meningkatkan beban utang.
  • Kebocoran Anggaran: Risiko korupsi dan inefisiensi dalam pengelolaan anggaran.
  • Inflasi: Belanja berlebihan bisa mendorong kenaikan harga barang dan jasa.

Perkembangan Kebijakan Fiskal di Indonesia

Sepanjang 2024 hingga awal 2025, kebijakan fiskal Indonesia tetap mengusung tema fiskal ekspansif yang terukur. Pemerintah fokus mendorong pertumbuhan ekonomi pascapandemi dan menjaga daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian global.

Update Terbaru:

  • Defisit APBN 2024 tercatat sekitar 2,2% dari PDB, masih dalam batas aman di bawah 3%.
  • Fokus belanja diarahkan pada:
    • Subsidi energi untuk menahan kenaikan harga BBM dan listrik.
    • Bantuan sosial tunai kepada masyarakat miskin.
    • Investasi infrastruktur prioritas, seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan.
  • Pendapatan negara meningkat melalui optimalisasi pajak, digitalisasi perpajakan, serta penerimaan dari komoditas ekspor.

Kebijakan fiskal 2025 diarahkan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di atas 5%, menjaga stabilitas sosial, serta meningkatkan kualitas belanja agar lebih produktif dan berdampak nyata bagi masyarakat.

Kesimpulan

Kebijakan fiskal merupakan instrumen vital dalam pengelolaan ekonomi nasional. Melalui pengaturan pendapatan dan belanja negara, pemerintah berusaha menjaga kestabilan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta menciptakan pertumbuhan yang inklusif.

Bagi pelaku ekonomi, memahami arah kebijakan fiskal sangat penting sebagai dasar dalam mengambil keputusan ekonomi. Terlebih dalam situasi global yang penuh tantangan, kebijakan fiskal menjadi fondasi utama dalam menjaga ketahanan ekonomi Indonesia.

Leave a Comment

Scroll to Top