FDI adalah singkatan dari foreign direct investment atau berarti investasi asing langsung atau penanaman modal asing langsung. Tertarik mengenal apa itu FDI? Berikut penjelasannya.
Apa Itu Foreign Direct Investment (FDI)?
Menurut CFI, pada dasarnya, foreign direct investment atau FDI adalah aktivitas penanaman modal (investasi) asing ke dalam bisnis atau korporasi di negara lain. Tujuan utama FDI adalah untuk mencapai kepentingan abadi (lasting interest).
Kepentingan abadi atau lasting interest adalah hubungan antara investor langsung dan perusahaan secara jangka panjang, dan seperti apa pengaruh signifikan investor kepada manajemen perusahaan.
Lasting interest membedakan FDI atas investasi portofolio asing: investor akan memegang sekuritas dari negara asing secara pasif. FDI dapat dilakukan dengan memperoleh lasting interest atau dengan memperluas bisnis seseorang ke luar negeri.
Lasting Interest dan Elemen Kontrol
Jika dianggap sebagai kepentingan abadi (lasting interest), investasi ke perusahaan asing akan dianggap sebagai foreign direct investment atau FDI. Lasting interest terbentuk saat investor mendapatkan paling minimal 10% dari hak suara dari suatu perusahaan.
Sementara itu, kunci utama dari foreign direct investment/FDR adalah elemen kontrol – ini mewakili niat mengelola dan memengaruhi operasi perusahaan asing secara aktif. Ini juga menjadi faktor pembeda antara FDI dan investas portofolio asing secara pasif.
Dalam kasus ini, 10% saham di saham voting perusahaan asing dibutuhkan dalam menentukan FDI. Akan tetapi, ada kasus di mana kriteria ini tidak mutlak diterapkan. Sebagai contoh, ada kemungkinan bahwa kontro atas perusahaan yang jauh lebih banyak diperdagangan, meskipun persentase saham voting yang dimiliki relatif lebih kecil
Metode Investasi Asing Langsung
Seperti yang diketahui, investasi asing langsung atau foreign direct investment atau FDI dapat digunakan untuk ekspansi bisnis di negara luar negeri (asing). Contoh FDI adalah Amazon, yang tercatat memiliki kantor pusat (headquarter) baru di Vancourver, Kanada.
Investasi asing langsung juga bisa mengacu pada menginvestasikan kembali sejumlah laba/keuntungan dari aktivitas operasi luar negeri, dan pinjaman intra-perusahaan ke anak perusahaan yang ada di luar negeri.
Pada akhirnya, ada beberapa metode untuk memperoleh hak suara (voting) di perusahaan asing bagi investor domestik, yaitu sebagai berikut:
- Melakukan merger dan akuisisi.
- Mendapatkan saham berhak suara di perusahaan asing.
- Membentuk usaha patungan dengan perusahaan asing.
- Memulai anak perusahaan dari perusahaan domestik di negara asing.
Keuntungan atau Manfaat Investasi Asing Langsung
Investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) menawarkan sejumlah keuntungan bagi investor dan negara tuan rumah asing. Insentif ini akan mendorong kedua belah pihak untuk semakin terlibat dan mengizinkan FDI.
Bagi bisnis, kelebihan dan manfaat investasi asing langsung (foreign direct investment) atau FDI adalah sebagai berikut:
- Diversifikasi pasar
- Insentif pajak
- Biaya tenaga kerja lebih rendah
- Tarif preferensial
- Subsidi
Bagi negara tuan rumah, manfaat investasi asing langsung (foreign direct investment) atau FDI adalah sebagai berikut:
- Stimulasi ekonomi
- Pengembangan sumber daya manusia
- Peningkatan lapangan kerja
- Akses ke keahlian, keterampilan, dan teknologi manajemen
Untuk bisnis, sebagian besar manfaat foreign direct investment ini didasarkan pada pemotongan biaya dan penurunan risiko. Sedangkan untuk negara tuan rumah, keuntungan foreign direct investment khususnya dari sisi ekonomi.
Kelemahan dari Investasi Asing Langsung
Meskipun menawarkan banyak keuntungan atau kelebihan, ada beberapa kelemahan atau kekurangan dari foreign direct investment atau FDI adalah sebagai berikut:
- Perpindahan bisnis lokal
- Repatriasi keuntungan
Masuknya perusahaan besar, misalnya seperti Walmart, dianggap bisa menghancurkan bisnis lokal. Kritikan untuk Walmart yang paling umum adalah karena dianggap menggusur bisnis lokal yang tidak mampu bersaing secara harga.
Dalam kasus repatriasi keuntungan, fokus utama adalah perusahaan tidak akan menginvestasikan kembali laba yang dihasilkan ke negara tuan rumah. Ini berdampak pada arus modal keluar yang relatif besar dari negara tuan rumah. Akibatnya, tidak sedikit negara tuan rumah yang membuat peraturan untuk membatasi foreign direct investment (FDI).
Jenis Foreign Direct Investment (FDI)
Secara umum, ada dua jenis foreign direct investment atau FDI adalah sebagai berikut:
- FDI Horizontal. Bisnis melakukan ekspansi operasi domestik di negara asing. Bisnis akan tetap melakukan aktivitas yang sama, hanya saja itu dilakukan di luar negeri.
- FDI Vertikal. Bisnis melakukan ekspansi ke negara asing dengan pindah ke tingkat rantai pasokan yang berbeda. Maksudnya, suatu perusahaan akan melakukan kegiatan yang berbeda di luar negeri namun operasi ini masih berhubungan dengan bisnis utama.
Contoh Perusahaan yang Melakukan Foreign Direct Investment (FDI)
Sebenarnya, ada banyak sekali contoh perusahaan yang melakukan foreign direct investment. Mari kita ambil saja satu contoh. Dalam hal ini, contoh FDI adalah seperti yang dilakukan McDonald. Dalam konteks FDI horizontal, McDonald melakukan FDI dengan membuka restoran di luar negeri, seperti di Jepang, Indonesia, dan banyak negara lainnya. Dalam konteks FDI vertikal, McDonald membeli peternakan dengan skala besar di Kanada agar dapat memproduksi daging sendiri untuk restoran mereka.
Pandangan Akhir
Jadi pada intinya, foreign direct investment atau FDI adalah investasi asing ke luar negeri (negara lain), bisa berupa penanaman modal. Sementara itu, ada dua jenis FDI yang dapat dilakukan perusahaan, yakni secara horizontal dan vertikal. McDonald adalah salah satu contoh perusahaan yang melakukan FDI, baik secara horizontal maupun vertikal. Tujuan utama FDI yakni mencapai lasting interest.