Apa itu DSCR? DSCR adalah singkatan dari Debt Service Coverage Ratio. Anda juga bisa menggunakan istilah DSR atau Debt Service Ratio. Kita akan membahas lebih lengkap tentang DSCR, mulai dari pengertian DSCR, rumus DSCR, contoh soal & cara menghitung DSCR, cara interpretasi dan analisis rasio DSCR.
Contents
Pengertian DSCR
Debt Service Coverage Ratio (DSCR) adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan pendapatan operasional usaha suatu perusahaan untuk melunasi kewajiban (utang) atau total liabilitas. Tujuan DSCR adalah untuk melihat apakah suatu perusahaan mampu melunasi pinjaman (utang atau kredit). Ini mencakup utang jangka pendek (seperti kredit bank) dan utang jangka panjang (seperti obligasi). Meskipun bukan satu-satunya, DSCR menjadi salah satu indikator dalam analisis transaksi dengan opsi leverage dari suatu perusahaan. Rasio DSCR secara simultan digunakan dengan jenis rasio leverage lainnya.
Rumus DSCR
Melansir Corporate Finance Institute (CFI), ada dua metode cara menghitung Debt Service Coverage Ratio:
- Perhitungan 1: menggunakan rumus DSCR adalah EBITDA / Debt Service
- Perhitungan 2: menggunakan rumus DSCR adalah (EBITDA – Capex) / Debt Service
Keterangan:
- EBITDA adalah laba sebelum beban bunga, biaya pajak, beban penyusutan, dan amortisasi.
- Debt service adalah layanan utang, yaitu jumlah uang yang diperlukan untuk membayar pokok utang + bunga. Contoh sederhana, jika Anda kredit mobil, maka layanan utang adalah total pokok utang + bunga.
Contoh Soal dan Cara Menghitung DSCR
Misalkan Invesnesia butuh modal tambahan untuk mengembangkan produk bisnis dengan menggunakan pendanaan utang (debt financing). Katakanlah pinjaman sebesar Rp100 juta dengan bunga 6% per tahun. Sementara itu, EBITDA perusahaan diketahui sebesar Rp150 juta. Dengan demikian, cara menghitung Debt Service Coverage Ratio (DSCR) adalah DSCR = 150 juta / 106 juta = 1,41.
Cara Interpretasi DSCR
Setelah diketahui bahwa nilai rasio DSCR sebesar 1,41, lalu bagaimana cara interpretasi DSCR? Rasio DSCR = 1 menunjukkan bahwa EBITDA perusahaan mampu menutupi total layanan utang. Sementara itu, DSCR kurang dari 1 (DSCR < 1) mengindikasikan bahwa EBITDA perusahaan tidak mampu melunasi utang. Sedangkan DSCR dengan nilai lebih dari 1 (DSCR > 1) menunjukkan bahwa EBITDA perusahaan memiliki kemampuan lebih untuk menjamin pelunasan utang.
Meskipun begitu, rasio DSCR yang ideal adalah 2. Hal ini menunjukkan bahwa EBITDA perusahaan 2 kali lebih banyak yang dibutuhkan untuk menjamin utang. Semakin tinggi rasio DSCR, semakin besar potensi pelunasan utang, serta semakin besar peluang untuk memperoleh pinjaman atau kredit lebih banyak.
Cara Analisis DSCR
Sama seperti rasio keuangan pada umumnya, ada beberapa metode analisis yang dapat digunakan. Salah satu metode yang paling populer adalah dengan membandingkan rasio DSCR suatu perusahaan dengan perusahaan lain di sektor industri yang sama. Metode analisis ini disebut juga sebagai analisis perbandingan industri, yaitu membandingkan suatu rasio keuangan perusahaan dengan rasio rata-rata industri.
Sebagai contoh, Invesnesia adalah perusahaan yang berada di sektor teknologi. Rasio DSCR Invesnesia diketahui sebesar 1,41. Sementara itu, sektor teknologi memiliki rata-rata rasio DSCR sebesar 1,3. Dengan demikian, kinerja DSCR Invesnesia jauh lebih baik daripada rata-rata industri.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan analisis tren. Ini membandingkan kinerja DSCR suatu perusahaan dari waktu ke waktu, misalnya dalam periode 5 tahun. Semakin naik tren rasio DSCR, semakin baik kinerja manajemen utang perusahaan.
Semua Hal Tentang DSCR
DSCR, atau Debt Service Coverage Ratio, adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan suatu entitas, seperti perusahaan atau proyek, dalam membayar kewajiban utangnya. Rasio ini mencerminkan sejauh mana pendapatan yang dihasilkan cukup untuk melunasi pembayaran bunga dan pokok utang. Berikut adalah poin-poin penting tentang DSCR:
- Definisi DSCR: DSCR adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu entitas untuk melunasi kewajiban utangnya, terutama pembayaran bunga dan pokok utang, dengan menggunakan pendapatan yang dihasilkan.
- Perhitungan DSCR: DSCR dihitung dengan membagi pendapatan bersih operasi (sebelum bunga dan pajak) oleh jumlah pembayaran bunga dan pokok utang dalam suatu periode tertentu.
- Interpretasi DSCR: DSCR diukur dalam bentuk angka atau rasio, dan semakin tinggi nilainya, semakin baik. Sebagai contoh, DSCR 2 berarti pendapatan operasi dua kali lipat dari pembayaran utang, yang dianggap sehat.
- Tingkat DSCR yang Diterima: Persyaratan DSCR yang diterima bervariasi tergantung pada sektor industri dan kebijakan pemberi pinjaman. Dalam umum, DSCR minimal yang diterima adalah 1.0, yang menunjukkan bahwa pendapatan mencukupi untuk membayar utang.
- Penggunaan dalam Keputusan Pemberian Pinjaman: Kreditur, seperti bank atau lembaga keuangan, menggunakan DSCR untuk menilai kelayakan pemberian pinjaman kepada individu, perusahaan, atau proyek. DSCR yang rendah dapat mengindikasikan risiko yang lebih tinggi.
- Proyek Infrastruktur dan Investasi Bisnis: DSCR sering digunakan dalam proyek infrastruktur besar dan investasi bisnis, seperti real estate dan energi, untuk menilai kemampuan proyek tersebut untuk memenuhi kewajiban utangnya.
- Penting dalam Perencanaan Keuangan: Dalam perencanaan keuangan, DSCR digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan atau proyek dalam memperoleh pendanaan tambahan atau mengatasi masalah keuangan.
- Prediksi Kesehatan Keuangan: DSCR membantu memprediksi kesehatan keuangan di masa depan, terutama dalam menghadapi potensi fluktuasi pendapatan atau perubahan dalam tingkat bunga.
- Penyelamatan Proyek: Dalam proyek konstruksi atau pengembangan, DSCR digunakan untuk menentukan apakah suatu proyek layak dilanjutkan atau memerlukan restrukturisasi atau penyelamatan.
- Keterbatasan DSCR: DSCR memiliki beberapa kekurangan, seperti tidak memperhitungkan pengeluaran non-utang atau fluktuasi pasar yang signifikan. Oleh karena itu, DSCR sebaiknya digunakan bersama dengan analisis keuangan lainnya.
Simpulan
Pada dasarnya, Debt Service Ratio (DSR) atau Debt Service Coverage Ratio (DSCR) adalah indikator keuangan untuk menilai kinerja pendapatan operasional atau EBITDA perusahaan dalam menjamin pelunasan utang. Semakin tinggi DSCR, semakin mampu perusahaan membayar utang. Rasio DSCR yang dianggap baik adalah minimal bernilai 2.
Untuk menilai kinerja DSCR perusahaan, penting untuk memahami dengan baik rumus DSCR dan cara analisisnya. Anda bisa menggunakan analisis perbandingan industri dan/atau analisis tren. Ingatlah bahwa setiap sektor industri memiliki karakteristik bisnis berbeda. Jadi, akan lebih baik melakukan analisis secara proporsional sehingga analisis lebih tepat sasaran.