Dalam dunia investasi modern, dua aset yang sering dibandingkan adalah Bitcoin dan emas. Keduanya sering dianggap sebagai “safe haven” atau penyimpan nilai, meskipun memiliki karakteristik yang sangat berbeda.
Tahun 2025 menjadi tahun yang menarik untuk membandingkan keduanya karena kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, perubahan kebijakan suku bunga, hingga dinamika geopolitik yang mempengaruhi pergerakan harga aset.
Artikel ini akan membahas performa Bitcoin vs Emas di tahun 2025, termasuk kelebihan dan kekurangan masing-masing, agar investor dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan terukur.
Kinerja Bitcoin vs Emas 2025: Siapa Lebih Unggul?
Bitcoin: Terkoreksi Setelah Tahun Bullish
Pada 2024, Bitcoin mengalami kenaikan spektakuler lebih dari 120%, mencapai rekor tertinggi baru di atas $93.000 pada awal 2025. Namun, memasuki kuartal pertama 2025, harga Bitcoin mengalami koreksi sekitar 10,2%, turun ke kisaran $83.000-an. Koreksi ini sebagian besar dipicu oleh aksi ambil untung serta ketidakpastian regulasi kripto global.
Meskipun mengalami penurunan jangka pendek, performa tahunan Bitcoin masih positif bila dilihat dari jangka panjang.
Emas: Melesat Stabil di Tengah Ketidakpastian
Sebaliknya, harga emas justru menunjukkan tren yang menguat sepanjang awal 2025. Hingga Maret 2025, harga emas tercatat naik sekitar 13,7%, menembus level psikologis $2.900 per troy ounce, bahkan mencapai $2.917, level tertinggi dalam sejarah.
Kenaikan ini ditopang oleh ketidakpastian ekonomi global, ekspektasi pelonggaran moneter oleh bank sentral utama, serta meningkatnya permintaan dari bank sentral negara berkembang.
Emas menunjukkan performa positif dan stabil, menjadikannya pilihan aman di tengah gejolak pasar global.
Perbandingan Return Historis: Bitcoin Menang Jangka Panjang
Jika dilihat dalam jangka panjang (10 tahun terakhir), perbandingan return investasi Bitcoin vs Emas sangat kontras:
Aset | CAGR (Rata-rata Pertumbuhan Tahunan) | Return 10 Tahun |
Bitcoin | ~78% | $100 → >$1.500 |
Emas | ~10% | $100 → ~$260 |
Bitcoin jelas lebih unggul dari sisi return historis, namun juga lebih fluktuatif dan tidak cocok untuk semua jenis investor.
Volatilitas dan Risiko: Emas Lebih Stabil, Bitcoin Lebih Spekulatif
Aspek | Bitcoin | Emas |
Volatilitas (Std Dev) | Sangat tinggi (~150%) | Rendah |
Regulasi | Fluktuatif, berubah-ubah | Stabil, diawasi jelas |
Ketahanan saat krisis | Spekulatif, rentan sentimen | Terbukti stabil dari masa ke masa |
Bitcoin cenderung naik-turun tajam dalam waktu singkat karena pengaruh sentimen pasar, media sosial, dan keputusan regulasi. Emas, di sisi lain, cenderung naik perlahan tapi pasti, terutama saat krisis atau inflasi meningkat.
Aspek Likuiditas dan Pajak di Indonesia
Likuiditas:
Baik Bitcoin maupun emas sama-sama likuid di pasar. Keduanya bisa diperjualbelikan kapan saja melalui berbagai platform, baik online maupun offline.
Pajak:
- Emas: Dikenai PPh 22 sebesar 0,45% (bagi yang punya NPWP).
- Bitcoin: Dikenai PPh 0,1% dari nilai transaksi di exchange kripto.
Dari sisi perpajakan, Bitcoin lebih ringan. Namun investor tetap perlu memperhatikan kebijakan yang bisa berubah sewaktu-waktu.
Regulasi: Bitcoin Diawasi OJK, Emas Tetap Stabil
Per 1 Januari 2025, pengawasan terhadap aset kripto di Indonesia resmi berpindah dari Bappebti ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Tujuannya adalah untuk meningkatkan perlindungan investor dan memperkuat regulasi terhadap bursa kripto.
Sedangkan emas tetap berada di bawah pengawasan Bappebti dan dinilai sebagai salah satu instrumen investasi paling mapan secara hukum dan pengawasan.
Analisis Fundamental dan Permintaan Global
1. Bitcoin
- Terbatas hanya 21 juta koin (scarcity).
- Dianggap sebagai “emas digital”.
- Permintaan meningkat seiring adopsi institusional (ETF spot Bitcoin di AS).
2. Emas
- Permintaan tinggi dari bank sentral global.
- Digunakan di sektor industri (perhiasan, teknologi).
- Diakui sebagai cadangan devisa oleh banyak negara.
Catatan: Tahun 2025, bank sentral China, India, dan Rusia meningkatkan pembelian emas sebagai langkah lindung nilai terhadap risiko geopolitik dan de-dolarisasi.
Profil Risiko: Cocok untuk Siapa?
Investor | Cocok Investasi | Alasan |
Konservatif | Emas | Stabil, rendah risiko |
Agresif | Bitcoin | Potensi return besar |
Diversifikasi | Keduanya | Kombinasi ideal untuk lindung nilai dan pertumbuhan |
Strategi Investasi 2025: Kombinasi Bitcoin dan Emas
Dalam konteks 2025, strategi terbaik bukan memilih Bitcoin ATAU emas, tetapi Bitcoin DAN emas. Diversifikasi menjadi kunci untuk menghadapi ketidakpastian makroekonomi global.
Contoh Strategi:
- 70% portofolio ke instrumen konservatif (saham blue chip, reksa dana, emas).
- 20% ke Bitcoin dan aset kripto lainnya.
- 10% sebagai dana darurat atau kas.
Dengan pendekatan ini, investor bisa memaksimalkan potensi pertumbuhan Bitcoin tanpa mengorbankan stabilitas portofolio investasi secara keseluruhan.
Kesimpulan: Bitcoin vs Emas 2025
Aspek | Bitcoin | Emas |
Return Potensial | 🌟🌟🌟🌟🌟 | 🌟🌟 |
Stabilitas | 🌟 | 🌟🌟🌟🌟🌟 |
Volatilitas | 🌟🌟🌟🌟🌟 (tinggi) | 🌟 (rendah) |
Legalitas | Semakin kuat (OJK) | Sangat kuat |
Likuiditas | Tinggi | Tinggi |
Inti dari perbandingan:
- Bitcoin cocok untuk investor agresif yang siap menghadapi fluktuasi besar demi peluang keuntungan tinggi.
- Emas cocok bagi investor yang ingin stabilitas dan lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Rekomendasi untuk Pembaca Invesnesia
Jika Anda ingin membangun portofolio yang tangguh di tahun 2025, maka menggabungkan investasi emas dan Bitcoin adalah pilihan bijak. Keduanya memiliki peran strategis dalam menghadapi dinamika global—emas sebagai pelindung nilai, dan Bitcoin sebagai alat pertumbuhan eksponensial.
Jangan memilih salah satu—ambil manfaat dari keduanya.