Piutang adalah elemen penting di dalam suatu bisnis. Tidak hanya memberikan dampak positif, piutang juga memiliki risiko dan berdampak negatif pada bisnis, jika tidak mampu mengelola dengan baik. Materi piutang kali ini akan membahas mulai dari pengertian, klasifikasi atau macam-macam piutang, kelebihan dan kekurangan, rasio piutang, dan contoh piutang.
Pengertian Piutang (Receivables Definition)
Apa itu piutang? Menurut KBBI, piutang adalah sejumlah uang (dana) yang dipinjamkan dan dapat ditagih. Dalam konteks bisnis, pengertian piutang yaitu tagihan uang oleh suatu perusahaan kepada pelanggan (konsumen) yang diharapkan dapat dibayar (dilunasi) dalam waktu paling lama satu tahun saat tagihan diterbitkan.
Berdasarkan definisi piutang menurut KBBI, kita dapat menyimpulkan secara sederhana bahwa piutang adalah uang yang dipinjamkan (yang dapat ditagih). Secara teoretis, piutang seharusnya bersifat dapat ditagih, artinya pihak yang meminjamkan uang (dana) harus melakukan analisis terhadap pihak yang meminjam.
Di dalam bisnis komersil, pihak yang meminjamkan disebut kreditur, sedangkan pihak yang meminjam disebut debitur. Dengan kata lain, piutang adalah sama dengan kredit; atau penjualan secara kredit. Sesuatu yang dipinjamkan umumnya berupa uang dan barang.
Contoh pihak yang meminjamkan uang adalah bank. Contoh pihak yang meminjamkan barang adalah pemasok (supplier). Pemasok, dalam konteks ini, melakukan penjualan barang secara kredit. Artinya, debitur harus membayar bukan dalam bentuk barang, melainkan pelunasan uang. Jadi, konteks “meminjamkan barang” di sini adalah penjualan barang kredit (tidak tunai) atau account receivables.
Di dalam akuntansi, piutang adalah komponen yang dicatat oleh pihak kreditur di dalam neraca (balance sheet). Sementara itu, debitur akan mencatatnya sebagai utang usaha atau account payable.
Simpulan Awal
Dari penjelasan tentang definisi piutang di atas, beberapa poin utama yang penting dicata adalah sebagai berikut.
- Piutang adalah pinjaman uang dan/atau produk (barang dan layanan/jasa).
- Pihak yang memiliki piutang adalah kreditur: memberikan pinjaman.
- Pihak yang memiliki utang adalah debitur: menerima pinjaman.
- Dalam bisnis, jika piutang berbentuk uang, itu dapat disebut sebagai pembiayaan. Jika piutang berbentuk barang, itu dapat disebut sebagai penjualan barang secara kredit.
- Dengan kata lain, piutang adalah jumlah terutang kepada perusahaan atas penjualan produk (barang atau layanan) secara kredit.
- Piutang harus dibayar oleh debitur sesuai dengan syarat kredit (credit terms) atau syarat pembayaran (payment terms). Ini mencakup teknis pembayaran, termasuk jangka waktu pelunasan.
- Proses piutang biasanya diawali dengan purchase order (PO) yang diterbitkan debitur, lalu PO diterima oleh kreditur yang kemudian menerbitkan invoice.
- Piutang di dalam akuntansi akan dicatat di dalam neraca, yaitu di bagian ASET dan subbagian Aset Lancar.
- Pihak yang menerima fasilitas piutang, akan mencatatnya sebagai utang usaha. Di dalam akuntansi, utang usaha berada di bagian LIABILITAS dan subbagian liabilitas lancar.
Piutang dalam Akuntansi
Pada dasarnya, piutang (receivables) adalah serangkaian transaksi akuntansi yang berkaitan dengan penagihan pelanggan atas produk (barang dan jasa) yang dibeli.
Piutang adalah aset perusahaan (aset lancar) yang digunakan pada akuntansi akrual – ketika transaksi terjadi, itu akan langsung dicatat sebagai penerimaan (dari piutang) dan pengeluaran (dari utang). Dengan kata lain, ketika memberikan piutang, perusahaan akan mencatat sebagai penerimaan. Sebaliknya, ketika menerima fasilitas kredit atau piutang, perusahaan akan mencatat sebagai pengeluaran.
Dalam akuntansi berbasis akrual, transaksi terjadi bukan saat kas diterima atau dibayarkan, melainkan saat transaksi terjadi (diakui). Dengan kata lain, debitur “mengakui” pendapatan dari penjualan produk meskipun belum menerima cash flow masuk (cash inflows), karena mengizinkan debitur untuk membayar di lain waktu.
Penjualan Kredit
Sebagian entitas bisnis akan menerbitkan faktur atau invoice dalam proses piutang, lalu mengirimkan faktur tersebut kepada pelanggan. Di dalamnya akan tertera informasi terkait syarat kredit atau pembayaran (credit atau payment terms).
Penggunaan Buku Besar
Piutang akan melibatkan penggunaan buku besar penjualan yang mencatat: (1) setiap penjualan yang terjadi, (2) jumlah uanng yang diterima atas produk, dan (3) jumlah uang terutang pada setiap akhir bulan dari debitur yang berbeda-beda.
Klasifikasi Piutang (Classification of Receivable)
Ada 3 (tiga) macam piutang yang dapat diklasifikasikan di dalam akuntansi yaitu piutang usaha (account receivable), wesel tagih (notes receivable), dan piutang lain-lain (other receivables).
1. Piutang Usaha (Account Receivable)
Account receivable atau piutang usaha adalah jumlah terutang dari pelanggan atas penjualan kredit yang dilakukan perusahaan. Piutang usaha merupakan bagian dari aset lancar (current assets) perusahaan yang dicatat di dalam necara. Posisi piutang usaha di dalam aset lancar berada di antara investasi jangka pendek dan persediaan (inventory).
Aset lancar:
- Kas dan setara kas
- Investasi jangka pendek
- Piutang usaha
- Persediaan
2. Wesel Tagih (Notes Receivable)
Notes receivable atau wesel tagih adalah jumlah terutang dari pelanggan kepada pihak tertentu (perusahaan atau pihak lain) yang telah menandatangani surat promes (surat pengakuan utang biasa). Surat promes adalah bukti utang dari suatu pihak dan bisa menjadi klaim hukum dari perusahaan terhadap pihak yang gagal membayar utang seperti yang telah dijanjikan. Jika wesel tagih memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun, itu dimasukkan ke dalam aset lancar; jika lebih, itu masuk ke dalam aset tetap.
3. Piutang Lain-lain (Other Receivables)
Selain piutang usaha dan wesel tagih, ada pula jenis piutang lain-lain (other receivables). Contoh piutang lain-lain adalah piutang bunga, piutang gaji, piutang pajak, uang muka karyawan, dan piutang lainnya. Jenis piutang ini dapat dikategorikan sebagai piutang non usaha (nontrade receivables). Contoh lainnya dari piutang non usaha adalah piutang dividen, piutang pendapatan sewa, piutang asuransi, dll.
Kelebihan dan Kekurangan Piutang Usaha
Piutang dagang atau piutang usaha adalah salah satu fasilitas yang diberikan oleh kreditur kepada debitur. Piutang usaha memiliki kelebihan dan kekurangan.
Bagi debitur, manfaat piutang dagang adalah sebagai pinjaman modal kerja yang relatif lebih murah daripada pinjaman uang tunai (kas) dari bank. Piutang dagang biasanya tanpa bunga dan tanpa jaminan. Bagi kreditur, piutang usaha dapat membantu peningkatan penjualan (sales) perusaahan, membangun relasi bisnis, dan memperluas pangsa pasar.
Bagi debitur, kekurangan piutang usaha adalah hilangnya kepercayaan dari kreditur ketika debitur tidak mampu melunasi kewajiban (utang usaha). Sementara itu, bagi kreditur, kekurangan piutang usaha adalah adanya potensi risiko bad debt atau piutang tak tertagih alias piutang ragu-ragu. Jika ini terjadi, maka profitabilitas perusahaan akan menurun.
Rasio Perputaran Piutang
Kinerja piutang perusahaan dapat diukur dengan salah satu jenis rasio keuangan, yaitu rasio perputaran piutang atau receivables turnover ratio. Pada intinya, rasio perputaran piutang adalah ukuran efektifitas penjualan kredit kepada pelanggan dan indikator kualitas piutang. Cara menghitung atau rumus rasio perputaran piutang adalah penjualan kredit dibagi total piutang. Rasio perputaran piutang merupakan salah satu rasio penting dari rasio aktivitas.
Simpulan
Pada dasarnya, receivables atau piutang adalah pinjaman dalam bentuk uang dan/atau produk; atau penjualan produk secara kredit. Berdasarkan klasifikasi piutang, macam-macam piutang yaitu piutang usaha, wesel tagih, dan piutang lain-lain.
Piutang merupakan komponen penting aset lancar yang berada di dalam laporan posisi keuangan (neraca). Piutang memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga pihak berkepentingan harus mempertimbangkan manfaat dan risiko dari piutang. Contoh piutang adalah piutang dagang, piutang gaji, piutang bunga, piutang asuransi, dan lainnya.