Cara Menghitung Laba Bersih Bisnis Sebelum & Setelah Pajak

Ketika memulai sebuah bisnis, selain mempersiapkan business plan, pengusaha atau pemilik perusahaan harus memahami jenis-jenis biaya dan cara menghitung laba bersih sebelum dan setelah pajak dengan benar.

Artikel ini akan menyajikan secara sederhana rumus dan contoh perhitungan laba bersih perusahaan baik sebelum pajak maupun setelah pajak. Ini juga mencakup untuk perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan manufaktur. Di sini juga dilengkapi contoh soal cara menghitung laba bersih (net profit).

Pengertian Laba Bersih

Contoh perhitungan laba bersih bisnis usaha

Sebelum membahas cara menghitung laba bersih sebelum pajak dan begitu pula cara menghitung laba bersih setelah pajak, penting terlebih dahulu memahami apa itu laba bersih (net profit).

Secara sederhana, laba bersih adalah hasil selisih dari total pendapatan (revenue) atau penjualan bersih (net sales) dengan total biaya (total cost) perusahaan dalam jangka waktu tertentu, biasanya mengacu pada periode akuntansi.

Di dalam laporan keuangan, tepatnya laporan laba rugi, laba bersih dapat disebut laba tahun berjalan (income for the year). Dalam konteks ini, istilah lain dari laba bersih adalah earnings after tax (EAT). Ini jelas berbeda dengan EBIT (earnings before interest and tax).

Ketika total penjualan perusahaan lebih besar daripada total biaya yang dikeluarkan, itu akan menghasilkan laba bersih. Sebaliknya, ketika total penjualan lebih kecil daripada total biaya, itu menghasilkan rugi bersih. Lalu, bagaimana rumus dan cara menghitung laba bersih setelah pajak?

Tahapan Perhitungan Laba Bersih

Perhitungan laba bersih perlu dilakukan untuk melihat kinerja perusahaan secara komprehensif. Untuk mencari nilai laba bersih perusahaan, berikut beberapa tahapan yang harus dilakukan:

  1. Hitung laba kotor.
  2. Identifikasi beban usaha.
  3. Hitung laba usaha (EBIT).
  4. Identifikasi penghasilan (beban) keuangan.
  5. Hitung laba bersih sebelum pajak (EBT).
  6. Hitung laba bersih setelah pajak (EAT)

1. Hitung laba kotor

Rumus laba kotor adalah penjualan bersih (net sales) dikurangi harga pokok penjualan (HPP) alias COGS (cost of goods sold).

  • Penjualan bersih dihasilkan dari: Penjualan – potongan penjualan – retur penjualan.
  • HPP dihasilkan dari: Persediaan awal + pembelian bersih – persediaan akhir

2. Identifikasi beban usaha

Beban usaha atau juga dapat mengacu pada biaya operasional adalah semua biaya yang rutin dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan bisnis inti, tidak termasuk beban keuangan dan biaya pajak. Dalam hal ini, HPP juga tidak dimasukkan karena telah diperhitungkan dalam laba kotor. Contoh biaya operasional:

  • beban penjualan dan distribusi,
  • beban umum dan administrasi,
  • beban operasi lainnya

3. Hitung laba usaha (EBIT)

Apa itu laba usaha? Secara sederhana, laba usaha adalah laba kotor dikurangi dengan beban usaha. Istilah lain dari laba usaha adalah income from operations atau EBIT (earnings before interest and tax). Laba usaha mencerminkan keuntungan dari kegiatan usaha inti perusahaan, tidak termasuk pendapatan di luar bisnis inti, seperti pendapatan bunga, pendapatan investasi, dan sebagainya. Jika perusahaan berhasil memperoleh pendapatan lain-lain masih dalam aktivitas bisnis inti, maka dimasukkan ke dalam elemen ini sebagai penambah pendapatan.

4. Identifikasi penghasilan (beban) keuangan

Setelah memperoleh laba usaha (income from operations), tahap selanjutnya yaitu mengidentifikasi penghasilan keuangan dan beban keuangan. Contoh: pendapatan bunga dan beban bunga, serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan keuangan.

5. Hitung laba bersih sebelum pajak (EBT)

Cara menghitung laba bersih sebelum pajak adalah total laba usaha + penghasilan keuangan – beban keuangan. Di dalam laporan keuangan perusahaan go public di BEI, istilah lain dari laba bersih sebelum pajak adalah earnings before tax (EBT).

6. Hitung laba bersih setelah pajak (EAT)

Cara menghitung laba bersih setelah pajak adalah earnings before tax (EBT) + beban pajak penghasilan (income tax expense). Istilah lain dari laba bersih setelah pajak adalah earnings after tax (EAT). Inilah kemudian yang dimaksud dengan “Laba Bersih (Net Profit)”. Jadi, di dalam akuntansi, ketika berbicara tentang laba bersih, itu akan mengacu pada EAT.

Contoh Perhitungan Laba Bersih Perusahaan Tbk

Untuk memudahkan Anda dalam memahami cara menghitung laba bersih perusahaan, kami akan memberikan contoh soal atau kasus. Kita ambil sampel pada salah satu perusahaan Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP). Ini menggunakan laporan keuangan tahun 2020 (penggunaan mata uang rupiah dalam jutaan).

Diketahui:

  • Penjualan bersih (net sales) = 46.641.048
  • Harga pokok penjualan (cost of goods sold) = 29.416.673
  • Beban penjualan dan distribusi = 5.549.481
  • Beban umum dan administrasi = 2.557.502
  • Penghasilan operasi (usaha) lainnya = 426.719
  • Beban operasi lain = 343.099
  • Penghasilan keuangan = 1.623.565
  • Beban keuangan = 670.545
  • Pajak penghasilan bunga = 65.188
  • Bagian kerugian neto ventura bersama = 130.197
  • Beban pajak penghasilan = 2.540.073

Berdasarkan data aktivitas bisnis ICBP selama tahun 2020, hitunglah laba bersih perusahaan.

Jawab:

  • Perhitungan laba kotor

Laba kotor = penjualan bersih – COGS

Laba kotor = 46.641.048 – 29.416.673 = 17.224.375

  • Perhitungan laba usaha (EBIT)

Laba usaha = laba kotor – total beban usaha + penghasilan operasional lain

Laba usaha = 17.224.375 – (5.549.481 + 2.557.502 + 343.099) + 426.719

Laba usaha = 17.224.375 – 8.450.082 + 426.719 = 9.201.012

  • Perhitungan laba bersih sebelum pajak (EBT)

EBT = EBIT + penghasilan keuangan – beban keuangan – beban dan kerugian keuangan lain

EBT = 9.201.012 + 1.623.565 – 670.545 – 65.188 – 130.197

EBT = 9.958.647

  • Perhitungan laba bersih setelah pajak (EAT)

Laba bersih = EBT – beban pajak penghasilan

Laba bersih = 9.958.647 – 2.540.073 = 7.418.574

Dari tahapan perhitungan di atas, maka diperoleh laba bersih sebelum pajak perusahaan Indofood sebesar Rp9.958.647,- dan laba bersih setelah pajak sebesar Rp7.418.574,-. Anda dapat melihat perhitungan dan data keuangan ini melalui laporan laba rugi perusahaan.

Sekarang Anda telah memahami bagaimana cara menghitung laba bersih sebelum pajak (EBT) dan perhitungan laba bersih setelah pajak (EAT). Lalu, mengapa menghitung laba bersih perusahaan begitu penting?

Apa Pentingnya Menghitung Laba Bersih?

Laba bersih (net profit) adalah simbol keberhasilan dan pencapaian suatu bisnis. Angka yang dihasilkan dari laba bersih jauh lebih penting daripada angka penjualan tinggi (untuk menghasilkan pendapatan maksimal).

Kenapa? Ketika suatu bisnis tidak mampu mengelola total biaya bisnis atau biaya overhead, sebesar apapun penjualan atau pendapatan yang dihasilkan, belum tentu perusahaan akan menghasilkan keuntungan atau laba. Apa gunanya pendapatan tinggi tapi tidak mampu menghasilkan laba?

Selain itu, laba bersih juga membantu suatu bisnis untuk mengambil keputusan strategis, seperti apakah akan menahan laba (laba ditahan/retained earnings) untuk kemudian diinvestasikan ke dalam bisnis, atau apakah laba akan dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham.

Laba bersih juga menjadi indikator kesehatan keuangan perusahan dan sebagai pertimbangan utama dari kreditur dan supplier ketika mereka memberikan fasilitas kredit. Kemudian, laba bersih yang tinggi juga akan menarik perhatian investor untuk berinvestasi ke dalam perusahaan.

Bagaimana Cara Meningkatkan Laba Bersih Usaha?

Sebagian pebisnis mungkin salah paham terkait aktivitas bisnis yang mana mereka menganggap bahwa pendapatan sama dengan laba. Jelas, itu sangat keliru. Ada perusahaan yang memiliki pendapatan tinggi, tetapi justru membukukan rugi bersih. Artinya apa? Mereka tidak mampu mengelola biaya. Berikut tips untuk meningkatkan laba bersih bisnis.

  1. Kurangi biaya overhead. Ini merupakan jenis biaya tidak langsung (indirect cost) tetapi diperhitungkan dalam menentukan biaya produk per unit. Anda dapat memulai meminimalkan biaya overhead, seperti biaya tagihan utilitas (telepon, listrik, dan air), biaya perjalanan, beban gaji, dan lainnya.
  2. Kurangi harga pokok penjualan (HPP), misalnya dengan negosiasi harga bahan baku dengan supplier, efisiensi proses manufaktur, dan lainnya.
  3. Maksimalkan volume penjualan. Selain fokus pada pengelolaan biaya, perusahaan juga harus fokus pada peningkatan volume penjualan sehingga dapat memaksimalkan pendapatan dan laba bersih.

Simpulan

Setelah memahami cara menghitung laba bersih perusahaan, baik sebelum pajak (EBT) maupun setelah pajak (EAT), Anda diharapkan dapat menerapkan untuk bisnis Anda dengan menggunakan konsep yang sama.

Setiap industri atau sektor usaha biasanya memiliki jenis pendapatan dan biaya yang berbeda atau spesifik. Namun, jika Anda memahami konsep biaya dan jenis pendapatan, Anda akan mampu mengelompokkan mereka secara tepat sehingga dapat memperhitungkan nilai laba bersih.

Istilah laba bersih dapat bervariasi, bisa disebut sebagai EAT (earnings after tax) atau laba tahun berjalan (income for the year). Apa pun penggunaan istilahnya, pastikan konsep perhitungan laba bersih harus benar dan tepat.

Itulah informasi cara menghitung laba bersih sebelum pajak atau dikenal sebagai EBT dan cara menghitung laba bersih setelah pajak atau dikenal sebagai EAT. Semoga panduan ini bermanfaat.

Leave a Comment

Scroll to Top