Aset Lancar: Jenis, Contoh, & Perbedaan dengan Tidak Lancar

Aset (aktiva) secara umum dibagi menjadi dua kategori utama: aset lancar dan aset tidak lancar. Memahami kedua jenis aset ini sangat penting, terutama ketika kita menganalisis laporan keuangan perusahaan seperti neraca (balance sheet).

Artikel ini akan membahas tentang apa itu aset lancar, jenis-jenis aset lancar, contoh aset lancar, serta perbedaan aset landar dan tidak lancar.

Pengertian Aset Lancar Menurut Para Ahli

Secara umum, aset lancar atau current assets adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan dapat dikonversi menjadi uang tunai, dijual, atau dikonsumsi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun atau dalam satu siklus operasi.

Menurut Fabozzi dan Drake (2009), aset lancar adalah jenis aset yang likuid atau mudah dicairkan, dijual, atau digunakan dalam aktivitas operasi sehari-hari. Sedangkan menurut Griffin (2015), aset lancar adalah komponen dari aktiva yang mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam jangka pendek, sehingga berperan penting dalam menjaga likuiditas perusahaan.

Aset lancar penting bagi perusahaan karena mewakili tingkat likuiditas yang memungkinkan bisnis untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dengan kata lain, aset lancar adalah indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk mengatasi tantangan finansial yang bersifat segera.

Jenis atau Macam-macam Aset Lancar

Terdapat beberapa jenis aset lancar yang biasanya dicantumkan dalam neraca perusahaan, yang disusun berdasarkan tingkat likuiditasnya. Berikut ini adalah beberapa komponen utama aset lancar:

1. Kas dan Setara Kas

Kas adalah aset yang paling likuid dan terdiri dari uang tunai, cek, serta saldo rekening bank yang dapat dicairkan kapan saja. Kas juga dapat mencakup wesel tagih (bank drafts), money orders, dan cek kasir. Kas dan setara kas (cash and cash equivalent) sangat penting bagi perusahaan untuk kebutuhan pembayaran sehari-hari.

2. Marketable Securities

Surat berharga atau investasi jangka pendek (marketable securities) adalah investasi sementara yang memiliki likuiditas tinggi, seperti saham atau obligasi yang dimiliki perusahaan dalam waktu kurang dari satu tahun. Surat berharga ini bisa segera dijual atau dicairkan tanpa mengganggu operasi bisnis. Marketable securities biasanya diklasifikasikan menjadi tiga kategori:

    • Sekuritas perdagangan (trading securities): Surat berharga yang dimiliki untuk dijual dalam jangka pendek untuk memperoleh keuntungan.
    • Sekuritas yang tersedia untuk dijual (available-for-sale securities): Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk disimpan hingga jatuh tempo tetapi juga tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan.
    • Sekuritas yang disimpan sampai jatuh tempo (held-to-maturity securities): Surat berharga utang yang dimaksudkan untuk disimpan hingga jatuh tempo.

3. Piutang

Piutang usaha (account receivables) adalah klaim perusahaan terhadap pelanggan yang timbul akibat penjualan kredit. Piutang ini biasanya dicatat berdasarkan nilai realisasi bersih, yang merupakan nilai piutang setelah dikurangi penyisihan untuk piutang ragu-ragu. Dalam laporan keuangan, piutang termasuk ke dalam akun kontra-aset sebagai “penyisihan piutang ragu-ragu”.

4. Persediaan

Persediaan (inventories) adalah barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam proses produksi. Persediaan dicatat berdasarkan harga yang lebih rendah antara harga pasar dan biaya yang dikeluarkan. Perusahaan ritel memiliki satu jenis persediaan, yaitu barang dagangan, sedangkan perusahaan manufaktur memiliki tiga jenis: bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

5. Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka (prepaid expenses) adalah biaya yang sudah dibayar di awal untuk manfaat yang akan diterima di masa depan, seperti asuransi dan sewa. Beban ini akan dialokasikan sebagai biaya pada periode yang relevan.

Contoh Aset Lancar pada Laporan Keuangan Bank

Dalam laporan keuangan bank, aset lancar meliputi komponen seperti kas, piutang (termasuk pinjaman yang diharapkan dibayar dalam satu tahun), surat berharga, dan beban dibayar di muka. Bank memiliki arus kas yang tinggi dan terus-menerus memutar aset lancarnya, karena hal ini penting untuk operasional sehari-hari dalam memastikan mereka selalu memiliki likuiditas untuk memenuhi penarikan nasabah dan kewajiban jangka pendek lainnya.

Perbedaan Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar

Perbedaan utama antara aset lancar dan aset tidak lancar terletak pada likuiditasnya. Aset lancar dirancang untuk digunakan atau diubah menjadi kas dalam waktu kurang dari satu tahun, sedangkan aset tidak lancar atau aset tetap adalah aset jangka panjang yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam waktu dekat. Beberapa contoh aset tidak lancar termasuk properti, pabrik, dan peralatan (property, plant, and equipment), hak paten, dan investasi jangka panjang.

Selain itu, aset lancar digunakan untuk mendukung operasi sehari-hari perusahaan, sedangkan aset tidak lancar biasanya dimiliki untuk mendukung kegiatan bisnis jangka panjang, seperti bangunan untuk tempat produksi atau kendaraan untuk transportasi perusahaan.

Jenis Aset Aset Lancar Aset Tidak Lancar
Definisi Aset yang diharapkan dikonversi menjadi kas atau digunakan dalam jangka pendek (kurang dari 1 tahun). Aset yang dimiliki untuk mendukung aktivitas jangka panjang dan biasanya tidak diharapkan untuk dijual atau dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek.
Contoh Kas, piutang, persediaan, beban dibayar di muka. Tanah, bangunan, mesin, investasi jangka panjang.
Tujuan Mendukung likuiditas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Mendukung pertumbuhan dan ekspansi jangka panjang perusahaan.

Apakah Perlengkapan Termasuk Aset Lancar?

Perlengkapan biasanya dianggap sebagai aset lancar jika nilainya dapat dikonsumsi atau digunakan dalam jangka pendek. Misalnya, perlengkapan kantor seperti kertas, alat tulis, atau perlengkapan kecil lainnya yang umumnya habis dalam periode satu tahun atau kurang dapat dikategorikan sebagai aset lancar. Namun, jika perlengkapan tersebut dirancang untuk bertahan lama atau digunakan sebagai alat produksi, maka mereka dapat diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.

Rumus dan Cara Menghitung Aset Lancar

Rumus atau cara menghitung aset lancar adalah dengan menjumlahkan semua komponen atau item aset lancar suatu perusahaan untuk periode waktu tertentu. Berikut contoh perhitungan aset lancar (current assets) perusahaan manufaktur, sampel pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) untuk periode tahun 2020.

aset lancar di dalam laporan posisi keuangan atau neraca sampel pada Indofood

Berdasarkan laporan posisi keuangan atau neraca Indofood di atas, diketahui item dan nilai aset lancar pada tahun 2020 yaitu sebagai berikut (dalam jutaan):

  • Kas dan setara kas senilai = 9.535.418
  • Piutang, terdiri dari piutang usaha (pihak ketiga sebesar 2.380.015 dan pihak berelasi 2.893.401) dan piutang bukan usaha (pihak ketiga sebesar 59.349 dan pihak berelasi 413.990), sehingga total piutang menjadi 5.746.755.
  • Persediaan bersih = 4.586.940
  • Uang muka dan jaminan = 628.839
  • Pajak dibayar di muka = 165.439
  • Beban dibayar di muka dan aset lancar lainnya = 52.832

Setelah menjumlahkan semua item tersebut, maka diperoleh total aset lancar (current assets) tahun 2020 sebesar 20.716.223. Untuk melihat detail informasi setiap komponen aset lancar, silakan lihat di CALK atau Catatan Atas Laporan Keuangan.

Rasio Keuangan yang Berkaitan dengan Aset Lancar

Aset lancar (current assets) adalah elemen penting untuk pengukuran rasio keuangan perusahaan khususnya sebagai indikator likuiditas. Aset lancar dijadikan perhitungan utama dalam Rasio Likuiditas. Secara umum, rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi utang atau kewajiban atau liabilitas jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari:

Kesimpulan: Pentingnya Aset Lancar bagi Perusahaan

Aset lancar adalah komponen vital dalam laporan keuangan karena mencerminkan likuiditas perusahaan yang sangat penting untuk kelangsungan bisnis. Aset lancar memungkinkan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan menghadapi kebutuhan finansial yang mendesak. Dengan memahami perbedaan antara aset lancar dan aset tidak lancar, serta mengetahui komponen-komponennya, para pelaku bisnis dapat membuat keputusan finansial yang lebih tepat dan strategis untuk mengelola likuiditas dan stabilitas keuangan perusahaan.

Scroll to Top