Elastisitas Permintaan: Definisi, Jenis, Pengukuran, Contoh Soal, Faktor-faktor yang Memengaruhi

Pada materi sebelumnya telah dijelaskan tentang apa itu permintaan (demand), hukum permintaan, dan kurva permintaan. Sekarang, apa itu elastisitas permintaan (elasticity of demand)? Nah, pada pembahasan kali ini, invesnesia akan menyajikan makalah atau materi elastisitas permintaan. Mulai dari pengertian, jenis, contoh, koefisien, cara mengukur, faktor yang memengaruhi, dan contoh soal.

Pengertian Elastisitas Permintaan

Secara sederhana, elastistias (elasticity) adalah daya tanggap – seperti apa respons permintaan suatu komoditas yang ditunjukkan ketika ada kenaikan atau penurunan harga, dijelaskan dengan bantuan elastisitas. Manajer memiliki keuntungan besar dengan mengetahui elastisitas produk yang dijualnya. Respon yang lebih besar berarti elastisitas yang lebih besar dan respon yang kecil menunjukkan elastisitas yang lebih rendah. Seorang manajer sangat tertarik untuk mengetahui apakah penjualan akan meningkat sebesar 5 persen, 10 persen atau lebih dengan menurunkan harga produk sekian persen.

Pengertian elastisitas permintaan adalah suatu alat untuk mengukur tingkat respons permintaan terhadap perubahan harga komoditas. Prof Alfred Marshall telah memperkenalkan konsep elastisitas permintaan dalam teori ekonomi. Dalam kata-katanya, “Elastisitas (atau daya tanggap) permintaan di pasar (market) berdasarkan jumlah yang diminta akan meningkat banyak atau sedikit untuk penurunan harga tertentu dan berkurang banyak atau sedikit untuk kenaikan harga tertentu.”

Dengan demikian, elastisitas permintaan dapat didefinisikan sebagai rasio atau persentase yang menunjukkan perubahan kuantitas barang yang diminta terhadap perubahan harga. Permintaan mungkin elastis atau tidak elastis. Jika karena perubahan harga yang kecil maka terjadi perubahan permintaan yang besar, itulah yang disebut sebagai permintaan bersifat elastis.

Sebagai contoh, bila pemotongan harga mobil sebesar 5 persen berdampak pada peningkatan penjualan sebesar 30 persen, maka permintaan dikatakan sangat elastis. Dengan kata lain, permintaan telah direspon dengan sangat baik. Di sisi lain, jika perubahan harga yang besar diikuti oleh menurunnya permintaan, itu adalah permintaan yang tidak elastis. Misalnya, permintaan beras dikatakan tidak elastis karena jumlah yang sama akan dibeli meskipun harga naik atau turun.

Sedangkan permintaan mobil bersifat elastis karena kenaikan atau penurunan harga yang kecil dapat mengurangi atau meningkatkan permintaannya. Elastisitas harga (price elasticity) dari permintaan dinyatakan sebagai berikut:

Ep = Persentase Perubahan Permintaan ÷ Persentase Perubahan Harga

Jenis-jenis Elastisitas Permintaan

Setidaknya terdapat lima jenis elastisitas harga dari permintaan (price elasticity of demand), yaitu sebagai berikut.

1. Permintaan Inelastis Sempurna

Gambar Permintaan Inelastis SempurnaPengertian permintaan inelastis sempurna adalah permintaan terhadap suatu komoditas ketika kuantitas yang diminta tidak berubah sama sekali sebagai respons terhadap perubahan harga tertentu. Sebagai contoh, jika 10 persen perubahan harga menghasilkan perubahan permintaan nol persen, itu dapat disebut permintaan inelastis sempurna. Rumusnya (e = 0). Kurva permintaan dalam hal ini adalah garis lurus vertikal tegak lurus sumbu Y.

2. Permintaan Inelastis

Gambar Permintaan InelastisPermintaan inelastis adalah permintaan terhadap suatu komoditas ketika persentase perubahan kuantitas yang diminta kurang dari persentase perubahan harga. Sebagai contoh, jika perubahan harga 10 persen menyebabkan perubahan permintaan 5 persen, itu adalah permintaan yang tidak elastis. Rumusnya (e < 1). Berikut contoh gambar kurva permintaan inelastis.

3. Permintaan Elastis Uniter (Unitary)

Gambar Permintaan Elastis UniterPermintaan elastis adalah permintaan suatu komoditas ketika persentase perubahan kuantitas yang diminta sama dengan persentase perubahan harga. Jika 10 persen perubahan harga akan menghasilkan 10 persen perubahan permintaan, itu disebut permintaan elastis satuan atau pemintaan elastis uniter. Rumusnya (e = 1). Kurva permintaan dalam kasus seperti ini disebut hiperbola persegi panjang. Berikut contoh gambar kurva permintaan elastis uniter.

4. Permintaan Elastis

Gambar Permintaan ElastisPermintaan elastis adalah permintaan terhadap suatu komoditas ketika perubahan harga mengakibatkan perubahan permintaan yang signifikan untuk komoditas tersebut. Jika 10 persen perubahan harga menghasilkan 14 persen perubahan permintaan, itulah yang disebut permintaan elastis. Rumusnya (e > 1). Berikut contoh gambar grafik yang menunjukkan permintaan elastis.

5. Permintaan Elastis Sempurna

Gambar Permintaan Elastis SempurnaPermintaan elastis sempurna adalah permintaan terhadap suatu komoditas ketika perubahan kecil dalam harga menghasilkan perubahan tak terbatas dalam kuantitas yang diminta. Jika 10 persen perubahan harga menghasilkan (α) persen perubahan permintaan, itu disebut permintaan elastis sempurna. Dalam hal ini, kurva permintaan berbentuk garis lurus horizontal sejajar dengan sumbu X. Biasanya, permintaan seperti ini jarang terjadi di dunia nyata. Rumusnya (e = α). Berikut contoh gambar grafik yang menunjukkan permintaan elastis sempurna.

Cara Mengukur Elastisitas Harga Permintaan

Penting untuk mengetahui sejauh mana permintaan bersifat responsif, yaitu elastis atau tidak elastis. Untuk tujuan ini diperlukan pengukuran elastisitas (measurement of elasticity). Ada lima metode untuk mengukur elastisitas, yaitu Metode Persentase, Metode Busur, Metode Total Pengeluaran, Metode Geometris atau Titik, dan Metode Pendapatan. Berikut penjelasannya:

1. Metode Persentase (Persentage Method)

Elastisitas harga dari permintaan dapat diukur dengan bantuan metode persentase atau metode proporsional. Menurut metode ini, persentase perubahan harga dibandingkan dengan persentase perubahan permintaan. Elastisitas adalah rasio persentase perubahan kuantitas yang diminta terhadap persentase perubahan harga, seperti yang dinyatakan di bawah ini:

Gambar Permintaan dalam Metode Persentase

Gambar Permintaan dalam Metode Persentase 2

Catatan: Elastisitas permintaan selalu negatif. Ini karena harga dan kuantitas saling berhubungan secara terbalik. Tetapi secara konvensi, demi kesederhanaan, tanda minus dihapuskan dalam ilmu ekonomi.

2. Metode Busur

Metode penting lainnya untuk mengukur elastisitas harga permintaan, yaitu metode burus (arc method). Dalam metode ini, rata-rata harga dan kuantitas asli dan baru untuk mengukur elastisitas. Metode busur digunakan pada saat terjadi perubahan harga yang besar sehingga terbentuk busur pada kurva permintaan. Itu dapat diukur dengan menggunakan rumus yang ditunjukkan di bawah ini:

Gambar Permintaan dalam Metode Busur

3. Metode Total Pengeluaran

Metode total pengeluaran permintaan untuk suatu komoditas dapat diukur dengan bantuan Total Pengeluaran (Total Outlay)/pengeluaran (expenditure) yang dikeluarkan oleh suatu rumah tangga untuk pembelian suatu komoditas. Total pengeluaran adalah (TQ = p × q) di mana TQ adalah total pengeluaran, p dan q masing-masing untuk harga dan kuantitas. Metode ini memberi gambaran tentang tiga pengukuran elastisitas permintaan yang berbeda, yaitu sebagai berikut:

  1. Kurang dari Satuan Elastis (e < 1) – dapat juga disebut inelastis
  2. Satuan Elastis (e = 1) – dapat juga disebut elastis uniter
  3. Lebih dari Satuan Elastis (e > 1) – dapat mengacu pada elastis

Metode pengeluaran total untuk mengukur elastisitas permintaan digunakan oleh Prof. Marshall. Menurut metode ini, elastisitas diukur dengan membandingkan total uang yang dibelanjakan oleh konsumen untuk barang sebelum dan sesudah perubahan harga. Elastisitas dapat diukur untuk tiga situasi berikut.

1. Elastis Uniter (e = 1): Total pengeluaran (Total Expenditure/TE) tetap tidak berubah bahkan setelah perubahan harga komoditas. Sebagai contoh:

  • Harga bakso Rp 10 ribu per bungkus, kuantitas yang diminta 10 bungkus = Rp 100 ribu.
  • Harga bakso Rp 20 ribu per bungkus, kuantitas yang diminta 5 bungkus = Rp 100 ribu.

Terlihat, ketika harga produk berubah, total pengeluaran (TE) tetap sama, yaitu Rp 100 ribu, meskipun dengan jumlah kuantitas yang berbeda.

2. Elastis (e > 1): Total pengeluaran meningkat ketika ada penurunan harga dan, pengeluaran menurun ketika terjadi kenaikan harga, itu adalah kasus elastisitas yang lebih besar dari satu atau disebut permintaan elastis. Sebagai contoh:

  • Harga mie rebus Rp 9 ribu per mangkok, kuantitas yang diminta 5 bungkus = Rp 45 ribu.
  • Harga mie rebus Rp 6 ribu per mangkok, kuantitas yang diminta 9 bungkus = Rp 54 ribu.

3. Inelastis atau Tidak Elastis (e < 1): Total pengeluaran meningkat ketika terjadi kenaikan harga dan pengeluaran menurun ketika terjadi penurunan harga, itu adalah kasus permintaan inelastis atau elastisitas kurang dari satu. Sebagai contoh:

  • Harga kopi Americano Rp 20 ribu per cangkir, kuantitas diminta 5 cangkir = Rp 100 ribu.
  • Harga kopi Americano Rp 15 ribu per cangkir, kuantitas diminta 6 cangkir = Rp 90 ribu.

Berikut contoh gambar yang menjelaskan bagaimana elastisitas harga dapat diukur dengan bantuan total metode pengeluaran. Permintaan akan menjadi elastis uniter pada kisaran harga R dan Q; tidak elastis pada kisaran harga S dan R, dan elastis pada kisaran harga P dan Q.

Gambar Permintaan dalam Metode Total Pengeluaran

4. Metode Geometris

Metode geometris mengukur elastisitas menggunakan kurva permintaan. Oleh karena itu, metode ini juga disebut sebagai metode geometris untuk mengukur elastisitas. DD adalah kurva permintaan garis lurus (kemiringan konstan). Elastisitas diukur seperti di bawah,

E = Segmen bawah dari kurva permintaan / Segmen atas dari kurva permintaan

Contoh diagram berikut ini mengilustrasikan cara menemukan berbagai jenis elastisitas pada kurva permintaan. Ditemukan bahwa elastisitas permintaan terus turun saat kita bergerak dari D ” menuju D.

Gambar Permintaan dalam Metode Geometri

5. Metode Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah yang diperoleh perusahaan dengan menjual produknya. Ini diukur dengan mengalikan harga dengan jumlah total / unit produk yang terjual. Jadi, TR = Jumlah × Harga. Elastisitas dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan rata-rata dan pendapatan marjinal seperti di bawah ini.

E = Pendapatan rata-rata / (Pendapatan rata-rata – Pendapatan marjinal)

Contoh Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan bervariasi di antara produk-produk tergantung pada seberapa besar perubahan dalam kuantitas permintaan ketika harga berubah. Berikut ini adalah beberapa contoh nyata:

  • Permintaan Elastis: Produk dengan permintaan elastis adalah yang jumlah permintaannya sangat sensitif terhadap perubahan harga. Contohnya, barang-barang mewah seperti mobil sport. Ketika harga barang ini naik, jumlah pembeli yang berminat akan turun drastis. Sebaliknya, jika harga turun, jumlah permintaan akan naik secara signifikan.
  • Permintaan Inelastis: Produk dengan permintaan inelastis adalah barang atau jasa yang jumlah permintaannya kurang sensitif terhadap perubahan harga. Contohnya, kebutuhan pokok seperti beras dan obat-obatan. Meskipun harga naik, konsumen tetap membelinya karena kebutuhan akan produk tersebut sangat penting.
  • Permintaan Uniter: Produk dengan elastisitas uniter berarti perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah permintaan dalam proporsi yang sama. Misalnya, jika harga naik 5% dan permintaan turun 5%, elastisitas permintaannya adalah uniter.

Koefisien Elastisitas Permintaan

Koefisien elastisitas permintaan adalah angka yang menunjukkan tingkat kepekaan atau elastisitas permintaan terhadap perubahan harga. Koefisien ini bisa bernilai lebih besar dari 1, lebih kecil dari 1, atau sama dengan 1:

  • Koefisien > 1 (Elastis): Jika nilai koefisien elastisitas lebih dari 1, berarti barang tersebut memiliki permintaan yang elastis. Ini berarti persentase perubahan jumlah yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga.
  • Koefisien < 1 (Inelastis): Jika nilai koefisien elastisitas kurang dari 1, barang tersebut memiliki permintaan yang inelastis, yaitu perubahan harga tidak terlalu memengaruhi jumlah permintaan.
  • Koefisien = 1 (Uniter): Jika koefisien elastisitas tepat sama dengan 1, maka permintaan bersifat uniter, di mana perubahan harga sama besar dengan perubahan jumlah permintaan dalam persentase.

Rumus Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan dihitung dengan rumus:

Ed = (%ΔQ) ÷ %ΔP

di mana:

  • adalah elastisitas permintaan,
  • adalah persentase perubahan kuantitas yang diminta,
  • adalah persentase perubahan harga.

Langkah-langkah menghitung Elastisitas Permintaan adalah sebagai berikut:

  1. Tentukan perubahan kuantitas permintaan dan perubahan harga dari awal ke akhir.
  2. Hitung persentase perubahan untuk masing-masing variabel.
  3. Masukkan hasilnya ke dalam rumus di atas untuk mendapatkan koefisien elastisitas.

Sebagai contoh, misalkan harga suatu barang naik dari $10 menjadi $12 (kenaikan harga 20%), dan akibatnya jumlah yang diminta turun dari 100 unit menjadi 80 unit (penurunan kuantitas sebesar 20%). Dengan memasukkan angka-angka ini ke dalam rumus, kita dapat menghitung elastisitas permintaan.

Elastisitas permintaan memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan bisnis. Pemahaman tentang apakah suatu produk bersifat elastis atau inelastis terhadap harga membantu perusahaan dalam merancang strategi harga dan memprediksi pendapatan potensial.

Faktor yang Memengaruhi Harga Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan berbeda dari satu komoditas ke komoditas lainnya. Ada berbagai faktor memengaruhi elastisitas permintaan, antara lain:

1. Barang substitusi

Suatu komoditas akan memiliki permintaan elastis jika ada penggantinya yang baik. Hal ini karena ketika harga suatu barang naik, konsumen tidak akan membeli barang tersebut tetapi membeli barang penggantinya. Inilah alasan mengapa barang substitusi menjadi salah satu faktor yang memengaruhi elastisitas permintaan.

2. Sifat komoditi

Semua kebutuhan seperti garam, beras, jagung, dan komoditas lain yang tidak memiliki substitusi atau hanya sedikit tersedia substitusi, akan memiliki permintaan yang tidak elastis. Konsumen harus membeli komoditas tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Oleh karena itu, akan ada beberapa permintaan meskipun ada perubahan harga. Namun sebaliknya, permintaan terhadap barang mewah (luxury goods) akan elastis. Jika harga komoditas tersebut naik meski sedikit, konsumen menahan diri untuk membeli. Pada saat yang sama, sedikit penurunan harga komoditas tersebut akan menarik banyak konsumen.

3. Jumlah penggunaan komoditas

Semakin besar jumlah penggunaan dari komoditas, semakin tinggi elastisitasnya. Oleh karena itu permintaan barang tersebut akan memiliki permintaan yang elastis. Contoh, susu dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk membuat kue, manisan, dan sebagainya. Ketika harganya turun, permintaan susu meningkat, tetapi ketika harganya sedikit naik, akan membuat permintaan turun drastis.

4. Kemungkinan penundaan konsumsi

Jika ada kemungkinan penundaan konsumsi suatu komoditas maka permintaan akan elastis atau tidak elastis (inelastis). Permintaan barang tertentu dapat ditunda untuk beberapa saat seperti komputer, AC, dan sebagainya. Konsumen mungkin menunggu sampai harganya menjadi lebih murah. Oleh karena itu, permintaan menjadi elastis. Tapi permintaan akan makanan atau listrik tidak bisa ditunda. Itu sebabnya permintaan menjadi tidak elastis.

5. Persentase pendapatan yang dibelanjakan

Elastisitas permintaan juga dipengaruhi oleh persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk pembelian suatu komoditas. Jika persentasenya sangat kecil maka permintaan akan inelastis. Contoh, kamu menghabiskan jumlah yang sangat sedikit dari total pendapatan untuk membelanjakan hal-hal seperti korek api, pulpen, pensil, dst. Jika harga komoditas tersebut naik, permintaan tidak akan berkurang. Dengan demikian, permintaan barang-barang tersebut menjadi tidak elastis.

6. Fashion

Komoditas, yang sedang dalam trens atau mode terkini, akan memiliki permintaan yang tidak elastis. Orang yang berpikiran fashion tidak berkompromi dengan harga. Kalaupun harganya tinggi, beberapa orang akan meminta lebih banyak hanya karena barang sedang tren.

7. Perubahan rasa

Sebuah komoditas biasa atau komoditas dengan selera yang dikembangkan oleh konsumen akan memiliki permintaan yang tidak elastis. Seorang perokok berat selalu membutuhkan sebatang rokok, berapa pun harganya. Oleh karena itu, dalam kasus seperti itu, permintaan bersifat elastis.

8. Harga komoditas

Barang dengan harga yang sangat tinggi atau harga sangat rendah memiliki elastisitas yang rendah, sedangkan komoditas dengan harga sedang akan memiliki elastisitas yang cukup tinggi. Contoh, ada suatu barang yang mahal, permintaan tidak akan meningkat lebih banyak, meskipun harga barang tersebut mengalami sedikit penurunan, dan permintaan juga tidak akan meningkat bahkan ketika terjadi penurunan harga yang besar. Hal ini disebabkan karena konsumen telah terlebih dahulu membeli kebutuhan mereka dengan harga rendah.

Contoh Soal Elastisitas Permintaan

Dalam rangka review dan mendalami pengetahuan terkait materi elastisitas permintaan (elasticity of demand), berikut ada beberapa pertanyaan yang dapat kamu jawab.

  1. Bagaimana bentuk kurva permintaan inelastis sempurna?
  2. Bagaimana bentuk kurva permintaan elastis uniter?
  3. Bagaimana bentuk kurva permintaan elastis sempurna?
  4. Jelaskan pengertian elastisitas harga dari permintaan suatu komoditas dan, mengapa itu penting?
  5. Kapan permintaan dikatakan tidak elastis (inelasts)?
  6. Bagaimana mengukur elastisitas harga dari permintaan dengan metode pengeluaran total? Coba jelaskan.
  7. Tentukan elastisitas harga dari permintaan. Bagaimana cara mengukurnya?
  8. Apa yang akan menjadi bentuk kurva permintaan jika permintaan bersifat elastis uniter?

Kesimpulan

Elastisitas permintaan adalah metrik untuk mengukur seberapa responsif permintaan (demand) terhadap perubahan harga suatu barang atau jasa. Terdapat beberapa jenis elastisitas, yaitu elastis, inelastis, elastis uniter, inelastis sempurna, dan elastis sempurna, yang masing-masing menunjukkan perbedaan reaksi permintaan terhadap perubahan harga.

Manajer dapat menggunakan elastisitas untuk mengoptimalkan penjualan, misalnya dengan menentukan apakah penurunan harga dapat meningkatkan penjualan secara signifikan. Metode pengukuran elastisitas termasuk metode persentase, busur, total pengeluaran, geometris, dan pendapatan, masing-masing memberikan pendekatan berbeda dalam menghitung daya respons permintaan.

Scroll to Top